Thursday, October 24, 2019

TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI PENDIDIKAN: TEKNIK KELOMPOK

Link Download

TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI PENDIDIKAN: TEKNIK KELOMPOK

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
SUPERVISI PENDIDIKAN
yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. Ali Imron, M.Pd, M.Si

Disusun oleh :
Eva Farahdiba                                  170131601076
Hendrawan Akbar                           170131601080
Septiani Eka Saputri                        170131601011



 








UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

APRIL 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah yang berjudul “Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan: Teknik Kelompok”.
Atas bimbingan dan bantuan serta dukungan yang telah diberikan, kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Ali Imron, M.Pd, M.Si dan teman-teman kelompok lainnya yang sudah banyak membantu dan mendukung.
Makalah ini merupakan gagasan atau penjelasan mengenai teknik kelompok dalam supervisi pendidikan. Kami meminta saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kualitas dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat diterima dan bermanfaat.


Malang, April 2018



Penyusun






DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A.           Latar Belakang Masalah............................................................................ 1
B.            Rumusan Masalah...................................................................................... 1
C.            Tujuan........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
A.           Pengertian Teknik Supervisi Kelompok..................................................... 3
B.            Rapat Staf Sekolah (Teacher Meeting)...................................................... 3
C.            Orientasi Guru Baru................................................................................... 8
D.           Laboratorium Kurikulum (Curriculum Laboratory)................................... 8
E.            Panitia (Committee)................................................................................... 9
F.             Perpustakaan Profesional (Professional Libraries)................................... 10
G.           Teknik Demonstrasi Mengajar (Demonstration Teaching)........................ 3
H.           Lokakarya (Workshop).............................................................................. 3
I.              Perjalanan Sekolah untuk Anggota Staf (Field Trips for Staff Personnels) 8
J.              Teknik Diskusi Panel (Pannel or Forum Discussion)................................. 8
K.           Teknik In-service Training......................................................................... 9
L.            Studi Kelompok Antar Guru................................................................... 10
M.          Diskusi sebagai Proses Kelompok............................................................. 3
N.           Tukar Menukar Pengalaman (Sharing of Experience)............................... 3
O.           Teknik Seminar.......................................................................................... 8
P.             Teknik Simposium..................................................................................... 8
Q.           Teknik Buletin Supervisi............................................................................ 9
R.            Teknik Membaca Langsung (Directed Reading)..................................... 10
S.             Teknik Mengikuti Kursus........................................................................ 10
BAB III PENUTUP............................................................................................ 12
A.             Kesimpulan............................................................................................ 12
DAFTAR RUJUKAN........................................................................................ 13

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu unsur paling penting dalam kehidupan manusia untuk membentuk kepribadian dan karakter seseorang. Didalam pendidikan, seseorang diberi pengetahuan dasar sebagai pegangan dalam menjalani kehidupan. Sehingga mereka dapat melaksanakan kegiatan dalam dunia pendidikan dengan semaksimal mungkin.
Setiap pelaksanaan program pendidikan, perlu adanya suatu pengawasan atau supervisi dan supervisor agar pelaksanaan tersebut dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab. Dalam menjalankan tugasnya, supervisor menggunakan beberapa teknik untuk mencapai tujuan supervisi dalam melakukan perbaikan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi.
Dalam usaha meningkatkan program pendidikan, supervisor dapat menggunakan beberapa teknik, salah satunya teknik kelompok. Teknik ini dilakukan oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok. Hal tersebut bertujuan untuk peningkatan sistem pengajaran di suatu lembaga pendidikan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan teknik supervisi kelompok?
2.      Apa yang dimaksud dengan rapat staf sekolah, orientasi guru baru, laboratorium kurikulum, panitia dan perustakaan profesional?
3.      Bagaimana teknik demonstrasi mengajar dalam supervisi pendidikan?
4.      Apa yang dimaksud dengan lokakarya dan perjalanan sekolah untuk anggota staf?
5.      Bagaimana teknik diskusi panel dan teknik in-service training itu?
6.      Apa yang dimaksud dengan studi kelompok guru, diskusi sebagai proses kelompok, dan tukar menukar pengalaman?
7.      Apa yang dimaksud dengan teknik seminar, simposium, bulletin supervisi, membaca langsung, dan mengikuti kursus?


C.    Tujuan Masalah
1.      Mengetahui pengertian teknik supervisi kelompok.
2.      Mengetahui pengertian dari rapat staf sekolah, orientasi guru baru, laboratorium kurikulum, panitia dan perustakaan profesional.
3.      Mengetahui teknik demonstrasi mengajar dalam supervisi pendidikan.
4.      Mengetahui pengertian dari lokakarya dan perjalanan sekolah untuk anggota staf.
5.      Mengetahui teknik diskusi panel dan teknik in-service training dalam supervisi pendidikan.
6.      Mengetahui pengertian dari studi kelompok guru, diskusi sebagai proses kelompok, dan tukar menukar pengalaman dalam supervisi pendidikan.
7.      Mengetahui pengertian dari teknik seminar, simposium, bulletin supervisi, membaca langsung, dan mengikuti kursus.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Teknik Supervisi Kelompok
Teknik supervisi kelompok yaitu suatu metode atau cara khusus dalam pembinaan sejumlah guru yang dilakukan oleh supervisor dan digunakan untuk menyelesaikan tugas supervisi dalam mencapai tujuan tertentu.
B.     Rapat Staf Sekolah (Teacher Meeting)
Rapat adalah suatu bentuk berkomunikasi yang sudah umum dikenal oleh setiap lapisan masyarakat. Sebagian besar dari kelemahan rapat bersumber dari perencanaan dan prosedur yang kurang melibatkan keseluruhan staf, waktu yang terlalu sering dan terlalu lama juga akan mengganggu dan dianggap kurang efektif. Faktor lain yang menjadi unsur yang menjadi perencanaan adalah tempat rapat yang tenang, kondusif, peralatan yang memadai, serta dengan dana yang tidak terlalu besar. Partisipasai dan kegiatan guru harus diutamakan dalam pelaksanaan rapat dengan materi yang bersumber dari guru-guru pula.
Supervisor selalu membantu dalam tahap-tahap yang meliputi perencanaan, berpikir, berdiskusi, memutuskan, bertindak dan mengevaluasi. Dalam diskusi, supervisor memberikan kesempatan, menciptakan situasi, mendorong, mengarahkan dan membantu menyimpulkan jika diperlukan.
Keseluruhan hasil rapat hendaknya direkam dalam buku notulen rapat sebagai sumber informasi dan materi evaluasi terhadap pelaksanaannya. Notulen digandakan untuk diberikan kepada masing-masing anggota staf, yang akan dibaca dan disyahkan pada rapat berikutnya.
Tujuan dilakukan rapat yaitu memperbaiki kualitas personil staf dan program sekolah, serta menyediakan kesempatan untuk berpikir kooperatif, merencanakan oleh staf, mengadakan dorongan berbicara, dan mengenal sekolah secara menyeluruh.
Macam-macam rapat guru dalam Sahertian dan Malaheru (1981:86-87) antara lain:

1.      Menurut Tingkatannya
a.       Staff meeting yaitu rapat guru-guru dalam satu sekolah yang dihadiri oleh seluruh atau sebagian guru di sekolah tersebut.
b.      Rapat guru-guru bersama dengan orang tua murid dan murid-murid/wakil-wakilnya.
c.       Rapat guru se-kota, se-wilayah, se-rayon, dari sekolah-sekolah yang sejenis dan setingkatnya.
d.      Rapat guru-guru dari beberapa sekolah yang bertetangga.
e.       Rapat kepala sekolah.
2.      Menurut waktunya
a.       Rapat permulaan dan akhir tahun.
b.      Rapat periodik.
c.       Rapat-rapat yang bersifat incidental.
3.      Menurut bentuknya
a.       Individual Conference.
b.      Diskusi.
c.       Seminar dan simposium.
d.      Up-grading selama satu atau beberapa hari/seminggu.
e.       Workshop.
C.    Orientasi Guru Baru
Program orientasi guru baru mempunyai bentuk yang bervariasi dalam program kegiatannya. Ada sekolah yang mengadakannya dalam bentuk acara perkenalan dalam waktu singkat, ada sekolah yang mengadakan program yang cukup luas dan berkelanjutan sepanjang satu tahun pengajaran, dan ada pula yang sama sekali tidak mengadakannya. Perbedaan-perbedaan tersebut bersumber dari perbedaan pandangan tentang peranan program orientasi, maupun faktor-faktor kondisional yang dihadapi masing-masing sekolah.
Aspek-aspek program orientasi menurut Hariwung (1989:164) antara lain:
1.      Memperkenalkan alam lingkungan dan kondisi geogrfis kota atau pedesaan.
2.      Memperkenalkan masyarakat setempat, terutama tokoh-tokoh masyarakat dan pejabat-pejabat serta masyarakat orang tua siswa.
3.      Memperkenalkan masyarakat sekolah, yang meliputi guru-guru, siswa dan personil sekolah.
4.      Memperkenalkan lingkungan fisik sekolah, perlengkapan dan kemudahan-kemudahan yang menunjang pekerjaan guru.
5.      Memperkenalkan seluk-beluk tugas sekolah, administrasi sekolah, tugas guru, khususnya tugas guru yang bersangkutan.
Tiap sekolah tentu dapat mengadakan orientasi guru-guru baru sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing, sambil menyadari peranan program tersebut untuk pertumbuhan guru dalam jabatannya, sehingga yang bersangkutan dapat memikul tanggung jawab sesuai dengan tuntutan perbaikan pengajaran.
D.    Laboratorium Kurikulum (Curriculum Laboratory)
Labotratorium kurikulum merupakan kegiatan yang menunjukkan kegiatan dan tempat pertemuan konstruktif individu maupun kelompok dalam merencanakan dan mengembangkan kurikulum yang dipimpin oleh kepemimpinan profesional yang membantu kegiatan tersebut. Laboratrium kurikulum adalah suatu lingkungan di sekolah yang ideal untuk guru-guru dan staf mengolah bahan mentah pengajaran menjadi pokok-pokok yang siap untuk diajarkan di kelas.
Laboratorium kurikulum memiliki material yang cukup dengan berbagai perlengkapan seperti manual, teksbook, bahan pelajaran, transparansi, dokumen-dokumen, dokumen pusat sumber informasi pendidikan, rekaman audio-visual, artikel-artikel dan banyak alat lain lagi.
E.     Panitia (Committee)
Panitia adalah suatu kelompok besar atau kecil yang bertugas memecahkan masalah atau tugas khusus dan anggota-anggotanya yang ditunjuik ataupun dipilih yang bertujuan untuk mendorong keberanian dan menciptakan kesempatan kepada individu untuk memperoleh pengalaman profesional di dalam pengalaman kerjasama kelompok untuk memecahkan masalah-masalah khusus dan tugas-tugas tertentu secara kreatif dan efektif.
Tugas panitia harus jelas kepada seluruh anggota, sehingga untuk mengomunikasikan informasi, perencanaan tugas, pembagian tugas, masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas serta evaluasinya dapat berjalan sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan. Anggota dari panitia juga tidak kebingungan akan tugas-tugas yang dilimpahkan kepada setiap anggota dan dapat melaksanakan tugasnya secara maksimal.
Peranan panitia sebagai teknik supervisi tentu tergantung kepada bagaimana sikap supervisor dalam membimbing dan menciptakan kondisi agar fungsi-fungsi dan tujuan supervisi dapat dijalin dengan sebaik-baiknya.
F.     Perpustakaan Profesional (Professional Libraries)
Perpustakaan profesional pada dasarnya tidak berbeda fungsinya dengan perpustakaan pada umumnya, yang membedakan yaitu pada penggunaan dan spesifikasi buku-buku yang bersifat profesional. Perpustakaan sudah menjadi sumber ilmu pengetahuan dan teknologi yang besar peranannya untuk perkembangan serta pembaharuan kehidupan masyarakat modern. Perpustakaan ini bertujuan untuk memotivasi peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan profesional guru-guru sehingga pembaharuan dan perbaikan pengajaran di sekolah melalui tugas guru-guru dapat berlangsung secara berkelanjutan.
Perpustakaan menuntut kebiasaan dari guru-guru untuk membaca sebagai salah satu cara untuk memperkaya ide dan konsep profesional yang dapat berfungsi mendorong mereka memikul tugas dan peranan sebagai komponen pembaharuan dan perbaikan pendidikan. Tanpa kebiasaan dan kegemaran membaca maka perpustakaan profesional tidak mempuntai arti apa-apa, selain daripada sebagai koleksi dan pajangan buku-buku. Oleh karena itu, supervisor dituntut untuk memberikan dorongan dan bimbingan disertai kesabaran dan keyakinan akan mnfaatnya bagi belajar anak dan kemajuan masyarakat secara keseluruhannya di masa yang akan datang.
G.    Teknik Demonstrasi Mengajar (Demonstration Teaching)
Demonstrasi mengajar adalah teknik supervisi yang diadakan oleh supervisor atau oleh guru-guru untuk memperagakan cara dan prosedur mengajar yang efektif, sehingga guru-guru yang memiliki kelemahan-kelemahan mengajar dapat didorong dan ditolong untuk mengadakan perbaikan mengajar yang diadakannya sendiri di kelasnya. Demonstrasi mengajar lebih formal dan inisiatif datang dari supervisor agar guru-guru dapat mempelajari perkembangan baru, maupun keterampilan mengajar yang menonjol lebih efektif. Teknik ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru mengajar dan perbaikan pengajaran.
Guru yang mengadakan observasi juga perlu memperkaya informasi tentang pokok-pokok bahasan dari bacaan-bacaan yang relevan. Selanjutanya, diadakan pula pertemuan yang lebih bersifat informal dalam rangka mengadakan analisa dan kesimpulan-kesimpulan. Dalam hal ini, dibutuhkan dialog timbal-balik antara guru yang memperagakan kegiatan mengajar dengan guru yang mengadakan observasi, dibantu oleh supervisor. Supervisor hendaknya membantu mencapai kesepakatan untuk mengobservasi bagaimana guru yang telah menyaksikan demonstrasi mengajar tersebut menerapkan di kelasnya dan membantu guru untuk memastikan suatu perkembangan yang positif.
H.    Lokakarya (Workshop)
Lokakarya atau workshop adalah suatu situasi untuk pemecahan masalah yang sesungguhnya menyediakan kesempatan bagi para peserta mempelajari suatu masalah secara intensif, yang berkembang dari pengalaman mereka sebagai guru. Workshop menuntut mereka yang memiliki masalah dan tujuan yang sama menemukan pemecahannya dengan bantuan konsultan yang kompeten bilamana saja diperlukan di samping bekerja secara individual.
Workshop memerlukan waktu yang cukup, sehingga guru-guru memiliki pandangan yang dalam dan memperoleh pengalaman, serta bebas dari tanggung jawab lain. Menurut Hariwung (1989:174) workshop yang baik meliputi fase-fase atau tahap antara lain:
1.      Identifikasi masalah.
2.      Perencanaan administratif.
3.      Perencanaan workshop.
4.      Workshop.
5.      Evaluasi pelaksanaan.


I.       Perjalanan Sekolah untuk Anggota Staf (Field Trips for Staff Personnels)
Kunjungan ke obyek secara langsung di lapangan sudah lama dikenal sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman. Teknik supervisi ini ditentukan oleh kebutuhan staf dan masalah-masalah yang dihadapi. Teknik ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan jabatan dan kegairahan bekerja yang lebih segar bersumber dari interaksi dengan obyek-obyek lingkungan yang lebih kaya sebagai unsure pertumbuhan kreativitas.
Langkah-langkah dalam teknik ini antara lain:
1.      Harus didasarkan pada masalah dan kebutuhan staf yang aktual, jika perlu diadakan kunjungan pendahuluan sebagai suatu bagian ndari langkah persiapan.
2.      Identifikasi terhadap hambatan-hambatan yang mungkin dijumpai serta jadwal kegiatan, perlengkapan dalam perjalanan yang dimusyawarahkan dalam pertemuan.
3.      Pembentukan panitia.
4.      Adanya pengamatan dan pencatatan sejalan dengan perencanaan yang telah diadakan.
J.      Teknik Diskusi Panel (Pannel or Forum Discussion)
Panel diskusi atau forum diskusi adalah suatu bentuk diskusi yang dipentaskan di hadapan sejumlah partisipan atau pendengar. Biasanya panel ini digunakan untuk memecahkan sesuatu problema dan para panelist yang terdiri dari orang-orang yang dianggap ahli dalam lapangan yang didiskusikan.
Teknik ini bertujuan untuk menumbuhkan sikap, pengetahuan dan keterampilan berpikir sistematis dalam menemukan pemecahan suatu masalah berdasarkan informasi yang cukup untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan. Adapun pemeran dalam panel panel diskusi Sahertian dan Malaheru (1981:112) menurut antara lain:
1.      Moderator
2.      Panelist
3.      Expert
4.      Participant
5.      Audience
K.    Teknik In-service Training
Teknik in-service training adalah suatu bentuk upaya meningkatkan pertumbuhan jabatan yang dapat meliputi berbagai teknik supervisi lainnya. Selain itu, untuk menunjukkan kedudukan program in-service training perlu pula ditunjukkan bagaimana hubungannya dengan program pada pendidikan pre-service. Pendidikan pre-service adalah persiapan profesional, yaitu suatu pekerjaan yang dibebani tanggung jawab dengan tugas-tugas yang sifatnya sangat kompleks dan tidak hanya dituntun oleh hukum-hukum yang khusus.
      Prinsip-prinsip dalam teknik in-service training menurut Hariwung (1989:180) antara lain:
1.      Sejalan dengan azas pendidikan seumur hidup.
2.      Pertumbuhan jabatan secara berkelanjutan adalah tuntutan perkembangan tugas dan pembaharuan pada umumnya.
3.      Pendidikan pre-service tidak mungkin memberikan jawaban secara tuntas terhadap tantangan tugas yang terus-menerus .
L.     Studi Kelompok Antar Guru
Guru-guru dalam mata pelajaran sejenis berkumpul bersama untuk mempelajari suatu masalah atau sejumlah bahan pelajaran. Pokok nahasan telah ditentukan dan diperinci dalam garis-garis besar atau dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan pokok yang telah disusun secara teratur. Untuk mempelajari bahan-bahan dapat dipergunakan bermacam-macam tehnik berkomunikasi. Misalnya seorang yang mengemukakan sesuatu masalah dan dibahas bersama. Sebaiknya bahan-bahan itu telah dipelajari lebih dahulu. Untuk dapat memperkaya pembahasan diprlukan cukup banyak sumber-sumber buku.
M.   Diskusi sebagai Proses Kelompok
1.      Diskusi
Diskusi adalah pertukaran pendapat tentang sesuatu masalah untuk dipecahkan bersama. Diskusi merupakan cara untuk mengembangkan keterampilan anggota-anggotanya dalam mengatasi kesulitan-kesulitan dengan jalan bertukar pikiran. Yang perlu diketahui oleh seorang supervisor bila memimpin diskusi guru-guru ia harus memiliki kemampuan menggerakan kelompok, membuat pertemuan berhasil dan mengkoordinasi kan pekerjaan-pekejaan kelompok.
2.      Pembatasan dan ciri kelompok
Kelompok terdiri dari dua atau lebih individu yang bersama-sama memcahkan beberapa masalah yang umum yang tidak dapat dipecahkan sendiri. Adapun ciri-ciri kelompok yang baik ialah:
a.          Tiap anggota merasa turut berpartisipasi.
b.         Adanya interaksi antar anggota.
c.          Adanya control daripada anggota.
3.      Kepemimpinan dalam Kelompok
Leland P. Bradfort dan Ronald Lippitt dalam tulisan yang  berjudul “Building a Democratie work group” personal XXII (November 1945) membedakan empat macam jenis kepemimpinan dari seorang supervisor yang dapat diringkas sebagai berikut:
a.       The Hardboiled autocrat
Cirinya: Pemimpin iyu memberikan perintah, mengadakan pemeriksaan yang ketat, tegas pada disiplin yang kaku, sadar akan kekuasaannya.
Ciri Kelompok: Anggota-anggota kelompok enggan menerima tanggungjawab. Bila pemimpin tidak ada, tidak ada melaksanakan tuga. Anggota-anggota cenderung mencari muka dan saling memotong teman sendiri.
b.      The Benevolent autocrat
Cirinya: pemimpin merasa perlu membuat anggota-anggota senang mendorong anggota menimbulkan persoalan padanya, suka dipuji, dan ingin menjadi sumber semua pertimbangan.
Ciri kelompok: Anggota-anggota tidak berinisiatip, tunduk dan tak mau menerima tanggugjawab. Akhirnya kelompok hanya dapat berjalan di bawah supervisor yang autocrat.
c.       Laissez Faire.
Cirinya: pemimpin cenderung memberi kebebasan, memberi tanggungjawab terlalu banyak kepada anggota, tidak menentukan tujuan, tidak membuat keputusan dan tidak membantu kelompok membuat putusan.
Ciri kelompok: Tidak ada tujuan, tidak ada sesuatu yang ingin dicapai. Melihat kedepan dengan pandangan yang suram, sebab frustasi, penuh kegagalan dan rasa tidak aman.
d.      Democratie
Cirinya: Supervisor yang demokrastis selalu berusaha bersama-sama membuat rencana kerja. Bila ia membuat keputusan sendiri, ia menjelaskan kepada anggota-anggotanya. Ia ingin agar setiap anggota mengerti akan pekerjaannya dan senang akan hasilnya.
Ciri kelompok: Tiap anggota merasa ikut serta dalam kelompok ini. Tiap anggota senang pada pekerjaannya. Kerja sama dengan jelas dan anggota bertumbuh menjadi anggota yang bertanggungjawab.
4.      Peran Kepemimpinan Kelompok
         Pemimpin yang cakap memberi kesempatan kepada tiap anggota dengan menempatkan mereka pada peranan yang dimilikinya. Kelompok yang efektif bila ada pemimpin yang cakap untuk melaksanakan fungsinya. Macam-macam peran pemimpin:
a.      Sebagai “leader” atau “Chairman”
b.      Sebagai recorder (pencatat)
c.       Sebagai observer atau analyser (Pengamatan dan penguraian)
d.      Sebagai resource person (orang sumber)
e.      Sebagai evaluator
N.    Tukar Menukar Pengalaman (Sharing of Experience)
Penataran sering merupakan sesuatu yang membosankan karena guru-guru menganggap bahan yang diberikan sudah pernah dimiliki, atau cara penyajian juga kurang menarik, karena tidak bersumber pada kebutuhan professi mereka. Oleh karena itu suatu teknik perjumpaan yang disebut Sharing of experience adalah cara yang bijaksana. Di dalam teknik ini kita berasumsi bahwa guru-guru adalah orang-orang yang sudah berpengalaman. Melalui perjumpaan diadakan tukar menukar pengalaman, saling memberi dan menerima,saling belajar satu dengan yang lain. Namun demikian, prosedur sharing harus dipersiapkan secara teratur agar tujuan dapat dicapai. Tujuannya yaitu agar seorang guru dapat belajar dari pengalaman temannya dalam membimbing murid.
O.    Teknik Seminar
1.      Pengertian
Arti aslinya ialah menabur. Ada dua arti yang biasanya di hubungkan dengan perkataan seminar yaitu:
a.       Sebagai tempat belajar yang juga deebut seminar, yang kemudian disamakan dengan perguruan tinggi atau universitas.
b.      Suatu bentuk mengajar belajar kelompok di mana sejumlah kecil (antara 10-15) orang mengadakan pendalaman atau penyelidikan tersendiri bersama-sama terhadap berbagai masalah dengan dibimbing secara cermat oleh seorang atau lebih pengajar pada waktu tertentu, kelompok ini bertemu untuk mendengarkan laporan salah seorang anggotanya maupun untuk mendengarkan laporan salah seorang anggotanya maupun untuk mendiskusikan masalah-masalah yang dikumpulkan oleh anggota kelompok.
2.      Tujuan
Seminar betujuan untuk mengadakan intensifikasi, integrasi serta aplikasi pengetahuan, pengertian dan keterampilan para anggota kelompok dalam satu latihan yang intensip dengan mendapat bimbingan yang intensif pula. Seminar bermaksud untuk memanfaatkan sebaik-baiknya produktivitas berpikir secara kelompok berupa saling bertukar pengalaman dan saling koreksi antara anggota kelompok yang lain.
3.      Pelaksanaan
Mengingat sifat serta tujuan yang disebut diatas, maka dalam melaksanakan suatu seminar sebagai bentuk mengajar-belajar perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a.       Seminar diselenggarakan sebagai suatu bentuk mengajar-belajar.
b.      Persoalan yang diseminarkan harus dirumuskan dalam pertemuan kelompok, dengan atu tanpa bantu pengajar sebagai pemimpin seminar.
c.       Seminar diselenggrakan untuk dan oleh peserta sendiri meskipun pengajar yang baik tentu harus bisa menarik pelajaran untuk dirinya sendiri dari seminar-seminar yang dibimbingnya.
d.      Ruang seminar sebaiknya tidak terlalu besar dan diatur sedimikian rupa sehingga pengikut-pengikutnya bisa saling berhadapan untuk menciptakan situasi yang akrab dan informal.
P.     Teknik Simposium
a.       Pengertian
Perkataan simposium berasal dari perkataan Yunani purba syn (dengan) dan posis (minum) yang menunjuk ke pada salah satu kebiasaan pada jaman itu, di mana setelah suatu pesta berakhir para hadirin tidak segera meninggalkan tempat, akan tetapi duduk-duduk bersandar (leyeh-leyeh; Jawa) minum anggur dan menonton tari-tarian atau mendengarkan musik dengan diselingi pertukuran pikiran, sebagai semacam hiburan intelektual (intellectual entertainment).
b.      Tujuan
Simposium bertujuan untuk mereorganisasikan pengertian dan pengetahuan tentang aspek-aspek sesuatu pokok masalah, atau untuk mengumpulkan dan perbandingan beberapa sudut pandang yang berbeda-beda tentang pokok masalah tersebut.
Q.    Teknik Buletin Supervisi
1.      Pengertian
Bulletin supervise ialah salah satu alat komunikasi dalam bentuk tulisan yang dikeluarkan oleh staf supervisor yang digunakan sebagai alat untuk membantu guru-guru dalam memperbaiki situasi belajar mengajar.
2.      Jenis-jenis Supervisi Bulletin
Menurut Geogre C.Kyte dalam bukunya “How to Supervise” dikemukakan bahwa umumnya supervisory bulletine itu dapat diklarifikasi atas 3 jenis ialah:
a.       Buletine bagi instruksi-instruksi yang umum.
b.      Buletine khusus untuk guru-guru sebagai persiapan dalam mengikuti sesuatu rapat.
c.       Buletine yang berisi tindak lanjut sesuatu keputusan rapat.
3.      Bentuk dan waktu penerbitannya
a.       Bentuk bulletin yang berhubungan dengan intruksi-intruksi umumnya berbentuk lembaran-lembaran dan berbentuk laporan-laporan.
b.      Waktu penerbitannya disesuaikan dengan keperluan.
R.    Teknik Membaca langsung  (Directed Reading)
Bilamana sekolah mempunyai cukup banyak buku sumber yang berhubungan dengan satu bidang studi atau pengetahuan profesi mengajar lainnya, maka teknik yang paling sederhana namun sulit dilaksanakan ialah membaca langsung dan terbimbing. Cara ini disebut juga guided reding atau suggested reading. Kesulitan psikhologis yang dialami guru ialah harus cukup waktu yang disediakan untuk membaca, kurang motivasi baik intrinsic maupun extrinsic untuk memperdalam bidang studinya oleh karena guru-guru yang sudah berat tugasnya tiap hari seolah-olah mengalami kelumpuhan psikologis.
S.      Teknik Mengikuti Kursus
Mengikuti kursus sebenarnya bukan suatu tehnik melainkan suatu alat yang dapat membantu guru mengembangkan pengetahuan profesi mengajar dan menambah ketrampilan guru dalam memperlengkapi profesi mereka. Apalagi dengan menambah kurikulum baru dibidang studi ketrampilan misalnya belum ada guru khusus untuk bidang itu. Sementara menanti guru yang khusus untuk itu guru-guru yang sudah ada yang mempunyai minat untuk bidang itu dapat mengikuti kursus-kursus tersebut.





BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Berdasarkan latar belang dan pembahasan diatas kami dapat menyimpulkan bahwa, teknik supervises kelompok adalah suatu pembinaan terhadap sejumlah guru oleh satu atau beberapa supervisor. Tugas utama supervisor yaitu memantau dan membina pedidik dalam melaksanakan kegiatan mengajar. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut supervisor membutuhkan teknik-tenik supervisi yang tepat dan sesuai dengan permasalahan. Teknik supervise ada beberapa jenis yaitu Demonstrasi mengajar, Diskusi panel, In-service training, Seminar, Simposium, Buletin Supervisi, Membaca langsung, Mengikuti kursus.


  

DAFTAR RUJUKAN

Hariwung, A.J. 1989. Supervisi Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sahertian, P.A. dan Malaheru, F. 1981. Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.



Galeri Foto