TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI PENDIDIKAN:
TEKNIK KELOMPOK
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
SUPERVISI
PENDIDIKAN
yang dibina oleh Bapak Prof.
Dr. Ali Imron, M.Pd, M.Si
Disusun
oleh :
Eva Farahdiba 170131601076
Hendrawan Akbar 170131601080
Septiani Eka Saputri 170131601011
UNIVERSITAS NEGERI
MALANG
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
APRIL 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah yang
berjudul “Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan:
Teknik Kelompok”.
Atas bimbingan dan bantuan serta dukungan yang telah diberikan, kami ucapkan
terimakasih kepada Bapak Prof. Dr.
Ali Imron, M.Pd, M.Si dan teman-teman kelompok lainnya
yang sudah banyak membantu dan mendukung.
Makalah ini merupakan gagasan atau penjelasan mengenai teknik
kelompok dalam supervisi pendidikan. Kami meminta saran dan kritik yang bersifat membangun
untuk kualitas dimasa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat diterima dan bermanfaat.
Malang, April 2018
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A.
Latar Belakang Masalah............................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah...................................................................................... 1
C.
Tujuan........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
A.
Pengertian Teknik Supervisi Kelompok..................................................... 3
B.
Rapat Staf Sekolah (Teacher Meeting)...................................................... 3
C.
Orientasi Guru Baru................................................................................... 8
D.
Laboratorium Kurikulum (Curriculum Laboratory)................................... 8
E.
Panitia (Committee)................................................................................... 9
F.
Perpustakaan Profesional (Professional
Libraries)................................... 10
G.
Teknik Demonstrasi
Mengajar (Demonstration Teaching)........................ 3
H.
Lokakarya (Workshop).............................................................................. 3
I.
Perjalanan Sekolah
untuk Anggota Staf (Field Trips for Staff Personnels) 8
J.
Teknik Diskusi Panel
(Pannel or Forum Discussion)................................. 8
K.
Teknik In-service Training......................................................................... 9
L.
Studi Kelompok Antar
Guru................................................................... 10
M.
Diskusi sebagai Proses Kelompok............................................................. 3
N.
Tukar Menukar
Pengalaman (Sharing of Experience)............................... 3
O.
Teknik Seminar.......................................................................................... 8
P.
Teknik Simposium..................................................................................... 8
Q.
Teknik Buletin
Supervisi............................................................................ 9
R.
Teknik Membaca Langsung (Directed Reading)..................................... 10
S.
Teknik Mengikuti Kursus........................................................................ 10
BAB III PENUTUP............................................................................................
12
A.
Kesimpulan............................................................................................
12
DAFTAR
RUJUKAN........................................................................................
13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan
salah satu unsur paling penting dalam kehidupan manusia untuk membentuk
kepribadian dan karakter seseorang. Didalam pendidikan, seseorang diberi
pengetahuan dasar sebagai pegangan dalam menjalani kehidupan. Sehingga mereka
dapat melaksanakan kegiatan dalam dunia pendidikan dengan semaksimal mungkin.
Setiap pelaksanaan
program pendidikan, perlu adanya suatu pengawasan atau supervisi dan supervisor
agar pelaksanaan tersebut dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab. Dalam
menjalankan tugasnya, supervisor menggunakan beberapa teknik untuk mencapai
tujuan supervisi dalam melakukan perbaikan pengajaran yang sesuai dengan
situasi dan kondisi.
Dalam usaha
meningkatkan program pendidikan, supervisor dapat menggunakan beberapa teknik,
salah satunya teknik kelompok. Teknik ini dilakukan oleh supervisor dengan
sejumlah guru dalam satu kelompok. Hal tersebut bertujuan untuk peningkatan
sistem pengajaran di suatu lembaga pendidikan.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan teknik supervisi kelompok?
2. Apa
yang dimaksud dengan rapat staf sekolah, orientasi guru baru, laboratorium
kurikulum, panitia dan perustakaan profesional?
3. Bagaimana
teknik demonstrasi mengajar dalam supervisi pendidikan?
4. Apa
yang dimaksud dengan lokakarya dan perjalanan sekolah untuk anggota staf?
5. Bagaimana
teknik diskusi panel dan teknik in-service training itu?
6. Apa
yang dimaksud dengan studi kelompok guru, diskusi sebagai proses kelompok, dan
tukar menukar pengalaman?
7. Apa
yang dimaksud dengan teknik seminar, simposium, bulletin supervisi, membaca
langsung, dan mengikuti kursus?
C.
Tujuan
Masalah
1. Mengetahui
pengertian teknik supervisi kelompok.
2. Mengetahui
pengertian dari rapat staf sekolah, orientasi guru baru, laboratorium
kurikulum, panitia dan perustakaan profesional.
3. Mengetahui
teknik demonstrasi mengajar dalam supervisi pendidikan.
4. Mengetahui
pengertian dari lokakarya dan perjalanan sekolah untuk anggota staf.
5. Mengetahui
teknik diskusi panel dan teknik in-service training dalam supervisi pendidikan.
6. Mengetahui
pengertian dari studi kelompok guru, diskusi sebagai proses kelompok, dan tukar
menukar pengalaman dalam supervisi pendidikan.
7. Mengetahui
pengertian dari teknik seminar, simposium, bulletin supervisi, membaca
langsung, dan mengikuti kursus.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Teknik Supervisi Kelompok
Teknik supervisi
kelompok yaitu suatu metode atau cara khusus dalam pembinaan sejumlah guru yang
dilakukan oleh supervisor dan digunakan untuk menyelesaikan tugas supervisi
dalam mencapai tujuan tertentu.
B.
Rapat
Staf Sekolah (Teacher Meeting)
Rapat adalah suatu
bentuk berkomunikasi yang sudah umum dikenal oleh setiap lapisan masyarakat.
Sebagian besar dari kelemahan rapat bersumber dari perencanaan dan prosedur yang
kurang melibatkan keseluruhan staf, waktu yang terlalu sering dan terlalu lama
juga akan mengganggu dan dianggap kurang efektif. Faktor lain yang menjadi
unsur yang menjadi perencanaan adalah tempat rapat yang tenang, kondusif,
peralatan yang memadai, serta dengan dana yang tidak terlalu besar.
Partisipasai dan kegiatan guru harus diutamakan dalam pelaksanaan rapat dengan
materi yang bersumber dari guru-guru pula.
Supervisor selalu
membantu dalam tahap-tahap yang meliputi perencanaan, berpikir, berdiskusi,
memutuskan, bertindak dan mengevaluasi. Dalam diskusi, supervisor memberikan
kesempatan, menciptakan situasi, mendorong, mengarahkan dan membantu
menyimpulkan jika diperlukan.
Keseluruhan hasil rapat
hendaknya direkam dalam buku notulen rapat sebagai sumber informasi dan materi
evaluasi terhadap pelaksanaannya. Notulen digandakan untuk diberikan kepada
masing-masing anggota staf, yang akan dibaca dan disyahkan pada rapat
berikutnya.
Tujuan dilakukan rapat
yaitu memperbaiki kualitas personil staf dan program sekolah, serta menyediakan
kesempatan untuk berpikir kooperatif, merencanakan oleh staf, mengadakan
dorongan berbicara, dan mengenal sekolah secara menyeluruh.
Macam-macam rapat guru
dalam Sahertian dan Malaheru (1981:86-87) antara lain:
1. Menurut
Tingkatannya
a. Staff
meeting yaitu rapat guru-guru dalam satu sekolah yang dihadiri oleh seluruh
atau sebagian guru di sekolah tersebut.
b. Rapat
guru-guru bersama dengan orang tua murid dan murid-murid/wakil-wakilnya.
c. Rapat
guru se-kota, se-wilayah, se-rayon, dari sekolah-sekolah yang sejenis dan
setingkatnya.
d. Rapat
guru-guru dari beberapa sekolah yang bertetangga.
e. Rapat
kepala sekolah.
2. Menurut
waktunya
a. Rapat
permulaan dan akhir tahun.
b. Rapat
periodik.
c. Rapat-rapat
yang bersifat incidental.
3. Menurut
bentuknya
a. Individual
Conference.
b. Diskusi.
c. Seminar
dan simposium.
d. Up-grading
selama satu atau beberapa hari/seminggu.
e. Workshop.
C.
Orientasi
Guru Baru
Program orientasi guru
baru mempunyai bentuk yang bervariasi dalam program kegiatannya. Ada sekolah
yang mengadakannya dalam bentuk acara perkenalan dalam waktu singkat, ada
sekolah yang mengadakan program yang cukup luas dan berkelanjutan sepanjang
satu tahun pengajaran, dan ada pula yang sama sekali tidak mengadakannya.
Perbedaan-perbedaan tersebut bersumber dari perbedaan pandangan tentang peranan
program orientasi, maupun faktor-faktor kondisional yang dihadapi masing-masing
sekolah.
Aspek-aspek program
orientasi menurut Hariwung (1989:164) antara lain:
1. Memperkenalkan
alam lingkungan dan kondisi geogrfis kota atau pedesaan.
2. Memperkenalkan
masyarakat setempat, terutama tokoh-tokoh masyarakat dan pejabat-pejabat serta
masyarakat orang tua siswa.
3. Memperkenalkan
masyarakat sekolah, yang meliputi guru-guru, siswa dan personil sekolah.
4. Memperkenalkan
lingkungan fisik sekolah, perlengkapan dan kemudahan-kemudahan yang menunjang
pekerjaan guru.
5. Memperkenalkan
seluk-beluk tugas sekolah, administrasi sekolah, tugas guru, khususnya tugas
guru yang bersangkutan.
Tiap sekolah tentu
dapat mengadakan orientasi guru-guru baru sesuai dengan kondisi sekolah
masing-masing, sambil menyadari peranan program tersebut untuk pertumbuhan guru
dalam jabatannya, sehingga yang bersangkutan dapat memikul tanggung jawab
sesuai dengan tuntutan perbaikan pengajaran.
D.
Laboratorium
Kurikulum (Curriculum Laboratory)
Labotratorium kurikulum
merupakan kegiatan yang menunjukkan kegiatan dan tempat pertemuan konstruktif
individu maupun kelompok dalam merencanakan dan mengembangkan kurikulum yang
dipimpin oleh kepemimpinan profesional yang membantu kegiatan tersebut.
Laboratrium kurikulum adalah suatu lingkungan di sekolah yang ideal untuk
guru-guru dan staf mengolah bahan mentah pengajaran menjadi pokok-pokok yang
siap untuk diajarkan di kelas.
Laboratorium kurikulum
memiliki material yang cukup dengan berbagai perlengkapan seperti manual,
teksbook, bahan pelajaran, transparansi, dokumen-dokumen, dokumen pusat sumber
informasi pendidikan, rekaman audio-visual, artikel-artikel dan banyak alat lain
lagi.
E.
Panitia
(Committee)
Panitia adalah suatu
kelompok besar atau kecil yang bertugas memecahkan masalah atau tugas khusus
dan anggota-anggotanya yang ditunjuik ataupun dipilih yang bertujuan untuk
mendorong keberanian dan menciptakan kesempatan kepada individu untuk
memperoleh pengalaman profesional di dalam pengalaman kerjasama kelompok untuk
memecahkan masalah-masalah khusus dan tugas-tugas tertentu secara kreatif dan
efektif.
Tugas panitia harus
jelas kepada seluruh anggota, sehingga untuk mengomunikasikan informasi,
perencanaan tugas, pembagian tugas, masalah-masalah yang dihadapi dalam
pelaksanaan tugas serta evaluasinya dapat berjalan sesuai dengan rencana yang
sudah ditetapkan. Anggota dari panitia juga tidak kebingungan akan tugas-tugas
yang dilimpahkan kepada setiap anggota dan dapat melaksanakan tugasnya secara
maksimal.
Peranan panitia sebagai
teknik supervisi tentu tergantung kepada bagaimana sikap supervisor dalam
membimbing dan menciptakan kondisi agar fungsi-fungsi dan tujuan supervisi dapat
dijalin dengan sebaik-baiknya.
F.
Perpustakaan
Profesional (Professional Libraries)
Perpustakaan
profesional pada dasarnya tidak berbeda fungsinya dengan perpustakaan pada
umumnya, yang membedakan yaitu pada penggunaan dan spesifikasi buku-buku yang
bersifat profesional. Perpustakaan sudah menjadi sumber ilmu pengetahuan dan
teknologi yang besar peranannya untuk perkembangan serta pembaharuan kehidupan
masyarakat modern. Perpustakaan ini bertujuan untuk memotivasi peningkatan
pengetahuan, sikap dan keterampilan profesional guru-guru sehingga pembaharuan
dan perbaikan pengajaran di sekolah melalui tugas guru-guru dapat berlangsung
secara berkelanjutan.
Perpustakaan menuntut
kebiasaan dari guru-guru untuk membaca sebagai salah satu cara untuk memperkaya
ide dan konsep profesional yang dapat berfungsi mendorong mereka memikul tugas
dan peranan sebagai komponen pembaharuan dan perbaikan pendidikan. Tanpa
kebiasaan dan kegemaran membaca maka perpustakaan profesional tidak mempuntai
arti apa-apa, selain daripada sebagai koleksi dan pajangan buku-buku. Oleh
karena itu, supervisor dituntut untuk memberikan dorongan dan bimbingan
disertai kesabaran dan keyakinan akan mnfaatnya bagi belajar anak dan kemajuan
masyarakat secara keseluruhannya di masa yang akan datang.
G.
Teknik
Demonstrasi Mengajar (Demonstration Teaching)
Demonstrasi mengajar
adalah teknik supervisi yang diadakan oleh supervisor atau oleh guru-guru untuk
memperagakan cara dan prosedur mengajar yang efektif, sehingga guru-guru yang
memiliki kelemahan-kelemahan mengajar dapat didorong dan ditolong untuk mengadakan
perbaikan mengajar yang diadakannya sendiri di kelasnya. Demonstrasi mengajar
lebih formal dan inisiatif datang dari supervisor agar guru-guru dapat
mempelajari perkembangan baru, maupun keterampilan mengajar yang menonjol lebih
efektif. Teknik ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru mengajar dan
perbaikan pengajaran.
Guru yang mengadakan
observasi juga perlu memperkaya informasi tentang pokok-pokok bahasan dari
bacaan-bacaan yang relevan. Selanjutanya, diadakan pula pertemuan yang lebih
bersifat informal dalam rangka mengadakan analisa dan kesimpulan-kesimpulan.
Dalam hal ini, dibutuhkan dialog timbal-balik antara guru yang memperagakan
kegiatan mengajar dengan guru yang mengadakan observasi, dibantu oleh
supervisor. Supervisor hendaknya membantu mencapai kesepakatan untuk
mengobservasi bagaimana guru yang telah menyaksikan demonstrasi mengajar
tersebut menerapkan di kelasnya dan membantu guru untuk memastikan suatu
perkembangan yang positif.
H.
Lokakarya
(Workshop)
Lokakarya atau workshop
adalah suatu situasi untuk pemecahan masalah yang sesungguhnya menyediakan
kesempatan bagi para peserta mempelajari suatu masalah secara intensif, yang
berkembang dari pengalaman mereka sebagai guru. Workshop menuntut mereka yang
memiliki masalah dan tujuan yang sama menemukan pemecahannya dengan bantuan
konsultan yang kompeten bilamana saja diperlukan di samping bekerja secara
individual.
Workshop memerlukan
waktu yang cukup, sehingga guru-guru memiliki pandangan yang dalam dan
memperoleh pengalaman, serta bebas dari tanggung jawab lain. Menurut Hariwung
(1989:174) workshop yang baik meliputi fase-fase atau tahap antara lain:
1. Identifikasi
masalah.
2. Perencanaan
administratif.
3. Perencanaan
workshop.
4. Workshop.
5. Evaluasi
pelaksanaan.
I.
Perjalanan
Sekolah untuk Anggota Staf (Field Trips for Staff Personnels)
Kunjungan ke obyek
secara langsung di lapangan sudah lama dikenal sebagai salah satu cara untuk
meningkatkan pengetahuan dan pengalaman. Teknik supervisi ini ditentukan oleh
kebutuhan staf dan masalah-masalah yang dihadapi. Teknik ini bertujuan untuk
mendorong pertumbuhan jabatan dan kegairahan bekerja yang lebih segar bersumber
dari interaksi dengan obyek-obyek lingkungan yang lebih kaya sebagai unsure
pertumbuhan kreativitas.
Langkah-langkah dalam
teknik ini antara lain:
1. Harus
didasarkan pada masalah dan kebutuhan staf yang aktual, jika perlu diadakan
kunjungan pendahuluan sebagai suatu bagian ndari langkah persiapan.
2. Identifikasi
terhadap hambatan-hambatan yang mungkin dijumpai serta jadwal kegiatan,
perlengkapan dalam perjalanan yang dimusyawarahkan dalam pertemuan.
3. Pembentukan
panitia.
4. Adanya
pengamatan dan pencatatan sejalan dengan perencanaan yang telah diadakan.
J.
Teknik
Diskusi Panel (Pannel or Forum Discussion)
Panel diskusi atau
forum diskusi adalah suatu bentuk diskusi yang dipentaskan di hadapan sejumlah
partisipan atau pendengar. Biasanya panel ini digunakan untuk memecahkan
sesuatu problema dan para panelist yang terdiri dari orang-orang yang dianggap
ahli dalam lapangan yang didiskusikan.
Teknik ini bertujuan
untuk menumbuhkan sikap, pengetahuan dan keterampilan berpikir sistematis dalam
menemukan pemecahan suatu masalah berdasarkan informasi yang cukup untuk sampai
kepada kesimpulan-kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan. Adapun pemeran
dalam panel panel diskusi Sahertian dan Malaheru (1981:112) menurut antara
lain:
1. Moderator
2. Panelist
3. Expert
4. Participant
5. Audience
K.
Teknik
In-service Training
Teknik in-service
training adalah suatu bentuk upaya meningkatkan pertumbuhan jabatan yang dapat
meliputi berbagai teknik supervisi lainnya. Selain itu, untuk menunjukkan
kedudukan program in-service training perlu pula ditunjukkan bagaimana
hubungannya dengan program pada pendidikan pre-service. Pendidikan pre-service
adalah persiapan profesional, yaitu suatu pekerjaan yang dibebani tanggung
jawab dengan tugas-tugas yang sifatnya sangat kompleks dan tidak hanya dituntun
oleh hukum-hukum yang khusus.
Prinsip-prinsip
dalam teknik in-service training menurut Hariwung (1989:180) antara lain:
1. Sejalan
dengan azas pendidikan seumur hidup.
2. Pertumbuhan
jabatan secara berkelanjutan adalah tuntutan perkembangan tugas dan pembaharuan
pada umumnya.
3. Pendidikan
pre-service tidak mungkin memberikan jawaban secara tuntas terhadap tantangan
tugas yang terus-menerus .
L.
Studi
Kelompok Antar Guru
Guru-guru dalam
mata pelajaran sejenis berkumpul bersama untuk mempelajari suatu masalah atau
sejumlah bahan pelajaran. Pokok nahasan telah ditentukan dan diperinci dalam
garis-garis besar atau dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan pokok yang telah
disusun secara teratur. Untuk mempelajari bahan-bahan dapat dipergunakan
bermacam-macam tehnik berkomunikasi. Misalnya seorang yang mengemukakan sesuatu
masalah dan dibahas bersama. Sebaiknya bahan-bahan itu telah dipelajari lebih
dahulu. Untuk dapat memperkaya pembahasan diprlukan cukup banyak sumber-sumber
buku.
M.
Diskusi
sebagai Proses Kelompok
1. Diskusi
Diskusi
adalah pertukaran pendapat tentang sesuatu masalah untuk dipecahkan bersama.
Diskusi merupakan cara untuk mengembangkan keterampilan anggota-anggotanya
dalam mengatasi kesulitan-kesulitan dengan jalan bertukar pikiran. Yang perlu
diketahui oleh seorang supervisor bila memimpin diskusi guru-guru ia harus
memiliki kemampuan menggerakan kelompok, membuat pertemuan berhasil dan
mengkoordinasi kan pekerjaan-pekejaan kelompok.
2. Pembatasan
dan ciri kelompok
Kelompok
terdiri dari dua atau lebih individu yang bersama-sama memcahkan beberapa
masalah yang umum yang tidak dapat dipecahkan sendiri. Adapun ciri-ciri
kelompok yang baik ialah:
a.
Tiap anggota merasa
turut berpartisipasi.
b.
Adanya interaksi antar
anggota.
c.
Adanya control daripada
anggota.
3. Kepemimpinan
dalam Kelompok
Leland P.
Bradfort dan Ronald Lippitt dalam tulisan yang
berjudul “Building a Democratie work group” personal XXII (November
1945) membedakan empat macam jenis kepemimpinan dari seorang supervisor yang
dapat diringkas sebagai berikut:
a. The
Hardboiled autocrat
Cirinya: Pemimpin iyu memberikan
perintah, mengadakan pemeriksaan yang ketat, tegas pada disiplin yang kaku,
sadar akan kekuasaannya.
Ciri Kelompok: Anggota-anggota
kelompok enggan menerima tanggungjawab. Bila pemimpin tidak ada, tidak ada
melaksanakan tuga. Anggota-anggota cenderung mencari muka dan saling memotong
teman sendiri.
b. The
Benevolent autocrat
Cirinya: pemimpin merasa perlu
membuat anggota-anggota senang mendorong anggota menimbulkan persoalan padanya,
suka dipuji, dan ingin menjadi sumber semua pertimbangan.
Ciri kelompok: Anggota-anggota
tidak berinisiatip, tunduk dan tak mau menerima tanggugjawab. Akhirnya kelompok
hanya dapat berjalan di bawah supervisor yang autocrat.
c. Laissez
Faire.
Cirinya:
pemimpin cenderung memberi kebebasan, memberi tanggungjawab terlalu banyak
kepada anggota, tidak menentukan tujuan, tidak membuat keputusan dan tidak
membantu kelompok membuat putusan.
Ciri kelompok: Tidak ada tujuan,
tidak ada sesuatu yang ingin dicapai. Melihat kedepan dengan pandangan yang
suram, sebab frustasi, penuh kegagalan dan rasa tidak aman.
d. Democratie
Cirinya: Supervisor yang
demokrastis selalu berusaha bersama-sama membuat rencana kerja. Bila ia membuat
keputusan sendiri, ia menjelaskan kepada anggota-anggotanya. Ia ingin agar
setiap anggota mengerti akan pekerjaannya dan senang akan hasilnya.
Ciri kelompok: Tiap anggota merasa
ikut serta dalam kelompok ini. Tiap anggota senang pada pekerjaannya. Kerja
sama dengan jelas dan anggota bertumbuh menjadi anggota yang bertanggungjawab.
4. Peran
Kepemimpinan Kelompok
Pemimpin yang cakap memberi kesempatan
kepada tiap anggota dengan menempatkan mereka pada peranan yang dimilikinya.
Kelompok yang efektif bila ada pemimpin yang cakap untuk melaksanakan fungsinya.
Macam-macam peran pemimpin:
a. Sebagai
“leader” atau “Chairman”
b. Sebagai
recorder (pencatat)
c. Sebagai
observer atau analyser (Pengamatan dan penguraian)
d. Sebagai
resource person (orang sumber)
e. Sebagai
evaluator
N.
Tukar
Menukar Pengalaman (Sharing of Experience)
Penataran sering
merupakan sesuatu yang membosankan karena guru-guru menganggap bahan yang
diberikan sudah pernah dimiliki, atau cara penyajian juga kurang menarik,
karena tidak bersumber pada kebutuhan professi mereka. Oleh karena itu suatu
teknik perjumpaan yang disebut Sharing of experience adalah cara yang
bijaksana. Di dalam teknik ini kita berasumsi bahwa guru-guru adalah
orang-orang yang sudah berpengalaman. Melalui perjumpaan diadakan tukar menukar
pengalaman, saling memberi dan menerima,saling belajar satu dengan yang lain.
Namun demikian, prosedur sharing harus dipersiapkan secara teratur agar tujuan
dapat dicapai. Tujuannya yaitu agar seorang guru dapat belajar dari pengalaman
temannya dalam membimbing murid.
O.
Teknik
Seminar
1. Pengertian
Arti
aslinya ialah menabur. Ada dua arti yang biasanya di hubungkan dengan perkataan
seminar yaitu:
a. Sebagai
tempat belajar yang juga deebut seminar, yang kemudian disamakan dengan
perguruan tinggi atau universitas.
b. Suatu
bentuk mengajar belajar kelompok di mana sejumlah kecil (antara 10-15) orang
mengadakan pendalaman atau penyelidikan tersendiri bersama-sama terhadap
berbagai masalah dengan dibimbing secara cermat oleh seorang atau lebih
pengajar pada waktu tertentu, kelompok ini bertemu untuk mendengarkan laporan
salah seorang anggotanya maupun untuk mendengarkan laporan salah seorang
anggotanya maupun untuk mendiskusikan masalah-masalah yang dikumpulkan oleh
anggota kelompok.
2. Tujuan
Seminar
betujuan untuk mengadakan intensifikasi, integrasi serta aplikasi pengetahuan,
pengertian dan keterampilan para anggota kelompok dalam satu latihan yang
intensip dengan mendapat bimbingan yang intensif pula. Seminar bermaksud untuk
memanfaatkan sebaik-baiknya produktivitas berpikir secara kelompok berupa
saling bertukar pengalaman dan saling koreksi antara anggota kelompok yang
lain.
3. Pelaksanaan
Mengingat
sifat serta tujuan yang disebut diatas, maka dalam melaksanakan suatu seminar
sebagai bentuk mengajar-belajar perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a. Seminar
diselenggarakan sebagai suatu bentuk mengajar-belajar.
b. Persoalan
yang diseminarkan harus dirumuskan dalam pertemuan kelompok, dengan atu tanpa
bantu pengajar sebagai pemimpin seminar.
c. Seminar
diselenggrakan untuk dan oleh peserta sendiri meskipun pengajar yang baik tentu
harus bisa menarik pelajaran untuk dirinya sendiri dari seminar-seminar yang
dibimbingnya.
d. Ruang
seminar sebaiknya tidak terlalu besar dan diatur sedimikian rupa sehingga
pengikut-pengikutnya bisa saling berhadapan untuk menciptakan situasi yang akrab
dan informal.
P.
Teknik
Simposium
a. Pengertian
Perkataan simposium
berasal dari perkataan Yunani purba syn (dengan) dan posis (minum) yang
menunjuk ke pada salah satu kebiasaan pada jaman itu, di mana setelah suatu
pesta berakhir para hadirin tidak segera meninggalkan tempat, akan tetapi
duduk-duduk bersandar (leyeh-leyeh; Jawa) minum anggur dan menonton tari-tarian
atau mendengarkan musik dengan diselingi pertukuran pikiran, sebagai semacam
hiburan intelektual (intellectual entertainment).
b. Tujuan
Simposium
bertujuan untuk mereorganisasikan pengertian dan pengetahuan tentang
aspek-aspek sesuatu pokok masalah, atau untuk mengumpulkan dan perbandingan
beberapa sudut pandang yang berbeda-beda tentang pokok masalah tersebut.
Q.
Teknik
Buletin Supervisi
1. Pengertian
Bulletin
supervise ialah salah satu alat komunikasi dalam bentuk tulisan yang
dikeluarkan oleh staf supervisor yang digunakan sebagai alat untuk membantu
guru-guru dalam memperbaiki situasi belajar mengajar.
2. Jenis-jenis
Supervisi Bulletin
Menurut
Geogre C.Kyte dalam bukunya “How to Supervise” dikemukakan bahwa umumnya
supervisory bulletine itu dapat diklarifikasi atas 3 jenis ialah:
a. Buletine
bagi instruksi-instruksi yang umum.
b. Buletine
khusus untuk guru-guru sebagai persiapan dalam mengikuti sesuatu rapat.
c. Buletine
yang berisi tindak lanjut sesuatu keputusan rapat.
3. Bentuk
dan waktu penerbitannya
a. Bentuk
bulletin yang berhubungan dengan intruksi-intruksi umumnya berbentuk
lembaran-lembaran dan berbentuk laporan-laporan.
b. Waktu
penerbitannya disesuaikan dengan keperluan.
R.
Teknik
Membaca langsung (Directed Reading)
Bilamana
sekolah mempunyai cukup banyak buku sumber yang berhubungan dengan satu bidang
studi atau pengetahuan profesi mengajar lainnya, maka teknik yang paling
sederhana namun sulit dilaksanakan ialah membaca langsung dan terbimbing. Cara
ini disebut juga guided reding atau suggested reading. Kesulitan psikhologis
yang dialami guru ialah harus cukup waktu yang disediakan untuk membaca, kurang
motivasi baik intrinsic maupun extrinsic untuk memperdalam bidang studinya oleh
karena guru-guru yang sudah berat tugasnya tiap hari seolah-olah mengalami
kelumpuhan psikologis.
S.
Teknik
Mengikuti Kursus
Mengikuti
kursus sebenarnya bukan suatu tehnik melainkan suatu alat yang dapat membantu
guru mengembangkan pengetahuan profesi mengajar dan menambah ketrampilan guru
dalam memperlengkapi profesi mereka. Apalagi dengan menambah kurikulum baru
dibidang studi ketrampilan misalnya belum ada guru khusus untuk bidang itu.
Sementara menanti guru yang khusus untuk itu guru-guru yang sudah ada yang
mempunyai minat untuk bidang itu dapat mengikuti kursus-kursus tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan
latar belang dan pembahasan diatas kami dapat menyimpulkan bahwa, teknik
supervises kelompok adalah suatu pembinaan terhadap sejumlah guru oleh satu
atau beberapa supervisor. Tugas utama supervisor yaitu memantau dan membina
pedidik dalam melaksanakan kegiatan mengajar. Dalam melaksanakan tugasnya
tersebut supervisor membutuhkan teknik-tenik supervisi yang tepat dan sesuai
dengan permasalahan. Teknik supervise ada beberapa jenis yaitu Demonstrasi
mengajar, Diskusi panel, In-service training, Seminar, Simposium, Buletin
Supervisi, Membaca langsung, Mengikuti kursus.
DAFTAR RUJUKAN
Hariwung, A.J. 1989. Supervisi Pendidikan. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sahertian, P.A. dan
Malaheru, F. 1981. Prinsip dan Teknik
Supervisi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.