Wednesday, October 9, 2019

TELAAH INSTRUMEN PENGAWASAN DI SEKOLAH YANG EFEKTIF DAN EFESIEN MAKALAH

Link Download

TELAAH INSTRUMEN PENGAWASAN DI SEKOLAH YANG EFEKTIF DAN EFESIEN
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi mata kuliah
Pengawasan Pendidikan
yang dibina oleh Bapak Ahmad Yusuf Sobri, S.sos., M.Pd
Dedi Prestiadi, S.Pdi., M.Pd


Disusun Oleh :
 Eva Farahdiba            170131601076
Fira Afiantari                170131601077
Nadia Tri Asfa Lia        170131601026





 





UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
September 2019


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga kita bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Telaah Instrumen Pengawasan Di Sekolah Yang Efektif”. Kemudian sholawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah “Pengawasan Pendidikan” di bidang studi Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan. Selanjutnya, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ahmad Yusuf Sobri dan Bapak Dedi Prestiadi selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengawasan Pendidikan.
Kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.








                         Malang,  5 September  2019




                                               Penulis





i
 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A.        Latar Belakang............................................................................................ 1
B.        Rumusan Masalah...................................................................................... 1
C.        Tujuan......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
A.            Pengertian Instrumen Pengawasan ........................................................ 3
B.            Langkah-langkah Penyusunan Instrumen................................................ 4
C.            Format Instrumen Pengawasan .............................................................. 6
D.            Validitas dan Reliabilitas Instrumen Pengawasan................................... 8
BAB III PENUTUP................................................................................................ 12
Kesimpulan.............................................................................................. 12
DAFTAR RUJUKAN............................................................................................. 13







BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Pengawasan adalah suatu upaya kegiatan yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada perencanaan untuk merancang system serta membandingkan kinerja dengan standar yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah terjadi  sesuatu penyimpangan dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan pendidikan yang efektif dan efisien.
Pengawasan pendidikan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 salah satu program pendidikan yaitu pengawasan pendidikan yang bertujuan dalam peningkatan pelayanan dengan memberikn pertimbangan, arahan, dukungan tenaga, sarana dan prasarana untuk tingkat suatu pendidikan. Pengawasan merupakan komponen yang sangat penting untuk menjalankan suatu perencanaan dengan tujuan tertentu serta adanya pengawasan maka perencanaan yang diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan dengan sempurna. Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang telah direncanakan secara baik. Pengawasan selalu dibutuhkan guna memperbaiki maupun memperbaharui adanya suatu program atau kegiatan yang kurang maupun cukup baik untuk lebih ditingkatkan lagi hingga mencapai titik capaian yang dapat memberikan peningkatan maupun kemajuan dalam pelaksanaan rogram pendidikan bermutu yang efektif ddan efisien.

B.   Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud dengan instrumen pengawasan ?
2.    Bagaimana langkah-langkah dalam membuat instrumen pengawasan ?
3.    Bagaimana contoh dari format instrumen pengawasan ?
4.    Apakah perbedaan dari validitas dan reliabilitas instrumen pengawasan ?

1

 

C.  

2
Tujuan
1.    Untuk mengetahui pengertian dari instrument pengawasan
2.    Untuk mengetahui langkah-langkah dari instrumen pengawasan
3.    Untuk mengetahui contoh format instrumen pengawasan
4.    Untuk mengetahui perbedaan dari validitas dan reliabilitas instrumen pengawasan ?






















BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Instrumen Pengawasan
Secara bahasa istilah instrumen diartikan sebagai alat pengukur sedangkan istilah Instrumen dalam KBBI menurut Alwi (2002:437) yaitu sebagai: (1) alat yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu (seperti alat yang dipakai oleh pekerja teknik, alat-alat kedokteran, optik da kimia); dan (2) sarana penelitian (berupa seperangkat tes, dsb) untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan. Sedangkan pengawasan diartikan sebagai proses melihat sebagai proses melihat apakah yang terjadi sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi.  
Secara menyeluruh menurut Terry (2013:181) pengawasan dilakukan kepada seluruh kegiatan atau sebagian besar kegiatan yang ada di Lembaga pendidikan yang diperlakukan sebagai unit besar. Pengawasan juga tidak dilakukan pada kegiatan atau fungsi tertentu saja. Namun pengawasan juga mempunyai tujuan agar dewanmanajemen pendidikan mendapatkan gambaran tentang suatu keseimbangan kerja di antara unit-unit secara terpadu. Sebagai pengawasan yang menjadi telaah pengawasan sekolah yang efektif dan efisien pengawasan juga memiliki istilah sebagai alat yaitu, (a) pengawasan sebagai alat untuk mengukur keseluruhan usaha para top-manajer; (b) mengendalikan seluruh perencanaan dan (c) mengendalikan unit-unit yang semi otonom karena adanya desentralisasi yang melebar. Pengawasan  yang efektif dan efisien juga harus memiliki laporan-laporan pemeriksaan berisikan data-data khusus dari suatu lembaga pendidikan secara lengkap untuk melakukan pengawasan. Data-data tersebut atau laporan tersebut merupakan satu bagian, beberapa bagian, atau bagian dari organisasi yang memberikan informasi tentang beberapa kegiatan mereka pada kedepannya.
Berdasarkan pengertian tentang instrumen dan pengawasan diatas maka, Instrument Pengawasan yaitu sebuah alat berupa tes, angket, dan sebagainya digunakan untuk mengumpulkan data yang berfungsi untuk memudahkan pelaksanaan supervisi atau pengawasan terhadap satuan pendidikan sehingga bisa tercapai pendidikan yang bermutu dan berkualitas.



3
 

B.  Langkah-langkah Penyusunan Instrumen
Sehubungan dengan pengembangan instrumen pengawasan disekolah yang efektif dan efisien, untuk mengawasi beberapa bidang dalam manajemen sekolah, seorang pengawas yang diberikan tugas untuk bertanggungjawab mengawasi dapat mengembangkan sendiri instrumen pengawasannya. Sementara itu, ia dapat menggunakan instrumen yang sudah ada, baik yang telah digunakan dalam pengawasan sekolah sebelumnya maupun berupa instrument baku dalam bahasa asing.
Menurut Natawijaja (Aedi, 2008) ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam megembangkan  instrumen pegawasan sekolah. Langkah-langkah tersebut dapat mengikuti tahapan sebagai berikut :
a.   Menentukan masalah penelitian (bidang yang akan diawasi).
b.   Menentukan variabel (yang diawasi).
c.   Menentukan instrumen yang digunakan.
d.   Menjabarkan bangun setiap variabel.
e.   Menyusun kisi-kisi.
f.    Penulisan butir-butir  instrumen.
g.   Mengkaji ulang instrumen tersebut yang dilakukan oleh peneliti (pengawas).
h.   Penyusunan perangkat  instrumen sementara.
i.    Melakukan uji coba.
j.    Perbaikan instrumen sesuai hasil uji coba.
k.   Penataan kembali perangkat instrumen yang terpakai untuk memperoleh data yang akan digunakan.
Pengawasan terdiri dari atas empat langkah (Dandy & Dahlia, 2015) yaitu : (1) menetapkan suatu kriteria atau standart pengukuran/penilaian; (2) mengukur atau menilai perbuatan yang sedang dilakukan; (3) membandingkan perbuatan dengan standart yang ditetapkan perbedaannya jika ada; dan (4) memperbaiki penyimpangan dari standart dengan tindakan pembetulan.

4
Menurut Asrori (2002: 43-44) ada lima langkah utama dalam melakukan pengawasan, yaitu: (1) Menetapkan tolok ukur, yaitu menentukan pedoman yang digunakan. (2) Mengadakan penilaian, yaitu dengan cara memeriksa hasil pekerjaan yang nyata telah dicapai. (3) Membandingkan antara hasi penilaian pekerjaan dengan yang seharusnya dicapai sesuai dengan tolok ukur yang teah ditetapkan. (4) Menginventarisasi penyimpangan dan atau pemborosan yang terjadi (bila ada). (5) Melakukan tindakan korektif, yaitu mengusahakan agar yang direncanakan dapat menjadi kenyataan.
Pemilihan instrumen pengawasan di sekolah harus didasarkan pada rambu-rambu yang tepat. Sehingga instrumen yang telah dipilih benar-benar sesuai untuk pengumpulan data pengawasan secara tepat. Adapun rambu-rambu tersebut menuurut Arikunto (Aedi, 2008), yaitu :
No.
Metode
Instrumen
Data tentang
1
Angket
Angket
a.  Pendapat responden
b. Keadaan diri sendiri atau
keadaan luar  diri
c.  Kejadian yang sudah lampau
atau terus menerus
Skala Sikap
Sikap diri responden
2
Wawancara
(interviu)
Pedoman
wawancara
a.  Pendapat responden
b. Keadaan diri sendiri atau
keadaan luar  diri
c.  Kejadian yang sudah lampau
atau terus menerus
No.
Metode 
Instrumen
Data tentang
3
Pengamatan
(observasi)
Check List
a.  Keadaan (diam), banyak
aspek, sudah diketahui jenis
objeknya, tidak memerlukan
penjelasan.
b. Kejadian (berproses),
banyak aspek sudah diduga
pemunculannya, tidak
memerlukan penjelasan
urutan.
Pedoman
pengamatan

5
a.  Keadaan atau kejadian yang
baru diketahui kerangka
garis besarnya.
b.  Keadaan atau kejadian yang
garis besar latarnya
diketahui 
4
Dokumentasi
Check list
Keadaan atau kejadian bagi hal-hal masa lalu.
5.
Tes
Soal tes
Prestasi belajar, minat, aspek-aspek kepribadian, serta aspek-aspek psikologis yang lain, yang dikumpulkan dalam konsisi tertentu.

Dari beberapa langkah yang ada tersebut merupakan untuk menghasilkan jenis instrumen yang cocok digunakan dalam pengawasan di sekolah guna mencapai tujuan yang efektif dan efisien. Dengan harapan pengawas dapat mengembangkan data yang sesuai pada kebenarannya.

C.  Format Instrumen Pengawasan
a. Contoh format instrumen  penilaian terhadap kegiatan proses belajar mengajar
Nama Guru                           :  
Mengajar Kelas                     :
Bidang Studi                         :
Pokok Bahasan                     :
Ijasah Tertinggi                     :
Pangkat (golongan)               :
NO
                   ASPEK YANG DIAWASI
A
B
C
D
E
1
Apakah guru merumuskan tujuan instruksional secara khusus?
2
Apakah murid-murid aktif  dalam belajar?
3
Apakah murid-murid menunjukan kreativitas dalam memecahkan persoalan yang dihadapi dalam belajar?
4
Apakah guru terampil dalam mengorganisasikan kegiatan belajar mengajar ?
5

6
Apakah proses dalam pengajaran dipergunakan cukup alat (media)  pembelajaran?
6
Apakah guru memahami dan membantu murid yang mengalami kesulitan dalam belajar?
Petunjuk: Berilah tanda (√) pada kolom yang sesui, dengan kategori-kategori sebagai berikut:
A = Baik sekali ........... 81 – 100
B = Baik ........... 61 – 80
C = Cukup ........... 41 – 60
D = Kurang ........... 21 – 40
E = Kurang sekali ........... 00 – 20
b. Contoh format instrumen penilaian kuesioner kepada guru-guru untuk mengetahui gaya mengajar yang menyangkut lingkungan mengajarnya
No
Pertanyaan
Jawaban
5
4
3
2
1
Bila mengajar, apakah anda:
1
Memberikan berbagai aspek instruksional bagi aktivitas-aktivitas yang berbeda secara simultan? 
2
Memberikan hal – hal yang berguna bagi semua murid sebagaimana dibutuhkan?
3
Merencanakan aspek-aspek instruksional bagi kelompok-kelompok yang berbeda yang dibutuhkan untuk didiskusikan?
4
Mengalokasikan waktu tertentu bagi aktifitas-aktifitas individual?
5
Memperkenalkan murid-murid memilih sendiri tempat belajar ?
6

7
Menyediakan berbagai sumber multi sensori untuk dipergunakan setiap murid atau kelompok-kelompok  murid?
7
Mempersiapkan kemungkinan-kemungkinan bagi murid-murid yang banyak bergerak,aktif atau banyak orang?
     Angka-angka tersebut menunjukkan nilai-nilai sebagai berikut:
 5    = Baik sekali
                      4    = Baik
3    = Cukup
2    = Kurang
1      = Kurang sekali

D.    Validitas dan Reliabilitas Instrumen Pengawasan
a.   Validitas Instrumen Pengawasan
Menurut Aedi (2008) Validitas adalah suatu tolak ukur yang berupa tingkatan keshahihan atau validan atau keakuratan suatu instrumen. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang dihasilkan tersebut sesuai dengan yang diinginkan. Sebuah instrumen juga dapat dikatakan valid apabila mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat dan akurat. Menurut Margono dalam Aedi (2008) Validitas instrumen dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu:
1)  Construc Validity yaitu alat ukur yang digunakan mengandung satu definisi suatu operasional yang teapat. Construct validity sebenarnya hampir sama dengan konsep, hanya saja sama-sama merupakan abstraksi dan generalisasi, yang perlu diberi definisi sedemikian rupa sehingga, sehingga dapat diamati dan diukur.
Contoh : Seorang pengawas sekolah yang sedang bertugas untuk meneliti sebuah kontruk.
2) 

8
Content validity (validitas isi) menunjuk kepada suatu instrumen yang memiliki kesesuaian isi dalam mengungkap atau mengukur yang akan diukur. Sebagai contoh, seorang guru pada akhir semester akan memberikan ujian dari bahan yang diajarkan. Validitas ini mendaatkan banyak sorotan bagi para guru karena program tersebut dapat menghasilkan suatu analisis kesesuaian yang dilakukan dalam proses pengawasan.
Contoh : Saat adanya ujian sekolah guru memberikan soal kepada muridnya dan meneliti apakah muridnya menjawab sesuai atau tidak sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh gurunya.
3)    Face Validity Face validity (validitas lahir atau validitas tampang) dibagi menjadi dua yaitu, Menyangkut pengukuran atribut yang konkret dan menyangkut penilaian dari para ahli maupun konsumen alat ukur tersebut.
Contoh : Pengawas sekolah hendak mengawasi guru yang sedang mengoperasikan akses internet, maka yang dinilai adalah bagaimana teknik-teknik guru tersebut dapat memanfaatkan akses internet tersebut.
4)  Predictive Validity menunjuk kepada instrumen peramalan. Erjadinya meramal yaitu sudah menunjukkan bahwa kriteria penilaian berada pada saat yang akan datang, atau kemudian hari.
Contoh : Seorang siswa SMA yang hendak masuk ke perguruan tinggi dan sebelumnya harus melewati tahap seleksi atau tes, bagi siswa ayang mendapatkan nilai tinggi dalam tes tersebut maka siswa bisa melanjutkan atau menjalankan program kuliahnya dengan lancar. Begitu pula dengan siswa yang mempunyai nilai rendah dan tidak dapat masuk ke perguruan tinggi maka siswa tersebut menemukan hambatan atau kegagalan yang merasa dialaminya. Jadi kelompok validitas ini dapat disimpulkan bahwa validitas tersebut adalah hasil ramalan yang akan datang.
b.   Reabilitas Instrumen Pengawasan

9
Menurut Arikunto dalam Aedi (2008) bahwa reabilitas adalah menunjuk suatu pengertian bahwa instrumen tersebut baik untuk digunakan untuk pengumpula data karena instrumen tersebut sudah memiliki nilai yang baik. Reliabilitas dapat dimengerti dengan memperhatikan tiga aspek dari suatu alat ukur (instrumen), yaitu (1) kemantapan (2) ketepatan, dan (3) homogenitas. Sebuah instrument dapat dikatakan mantap apabila dalam mengukur sesuatu secara berulang kali, dengan syarat bahwa kondisi saat pengukuran tidak berubah, instrumen tersebut memberikan hasil yang sama. Contoh : Instrumen di mana pernyataannya jelas, mudah dimengerti dan rinci
Reliabilitas lebih udah dimengerti dengan memperhatikan tiga aspek dari suatu alat ukur (instrumen), yaitu (1) kemantapan; (2) ketepatan, dan (3) homogenitas. Suatu instrumen dikatakan mantap apabila dalam mengukur sesuatu berulang kali, dengan syarat bahwa kondisi saat pengukuran tidak berubah, instrumen tersebut memberikan hasil yang sama. Adapun cara atau metode pengujian reliabilitas dari instrumen sebagai berikut:
1. Metode Ulang (Test-Retest) Menurut Margono dalam Aedi (2008), metode ini menunjuk adanya pengulangan pengukuran yang sama kepada responden yang sama, dengan situasi yang (kira-kira) sama, pada dua waktu yang berlainan. Cara ini memang sederhana, akan tetapi mempunyai kelemahan-kelemahan karena kemungkinan-kemungkinan di bawah ini: 1) Terjadinya perubahan dalam diri responden di antara dua kurun waktu wawancara, sehingga hasil pengukuran yang pertama dan kedua terjadi perubahan yang besar. 2) Kesiapan yang berbeda dari responden, pada keadaan pengukuran kedua dibanding dengan yang pertama. Kebenaran ini harus sungguh diperhatikan, apalagi dalam mengukur reliabilitas tes kemampuan. 3) Kemungkinan responden hanya mengingat dan mengulang kembali jawaban yang pernah diberikan. Untuk sedikit mengatasi, jarak waktu antara pengukuran yang pertama dengan yang kedua perlu dipertimbangkan masak-masak. 4) Kemungkinan bahwa responden yang cirinya diukur berulang kali menunjukkan suatu kesadaran terhadap ciri tersebut, yang kemudian bertanggung jawab terhadap perubahan sikap itu.
2.

10
Metode Pararel Metode ini menunjuk pasa suatu kesatuan yang sama, atau kelompok variabel diukur dua kali pada waktu yang sama atau kelompok variabel diukur dua kali pada waktu yang sama atau hamper bersamaan, pada sampel atau responden yang sama juga. Di dalam pelaksanaannya terdapat dua kemungkinan, yaitu: (1) dua orang peneliti menggunakan instrumen yang sama pada responden yang berbeda, (2) seorang peneliti dengan dua instrumen yang berbeda tetapi bermaksud mengukur variabel yang sama. Salah satu cara untuk menilai reliabilitas dari dua alat ukur adalah dengan koefisien korelasi. Apabila koefisien korelasi dikuadratkan, akan diperoleh koefisien determinan yang sekaligus merupakan indeks reliabilitas untuk kedua alat ukur.
3. Metode Belah Dua (Split Half Method) Metode ini menunjuk pada pengujian suatu instrumen dengan cara membagi dua, artinya instrumen dan skor pada kedua bagian instrumen itu dikorelasikan. Pengujian dengan metode ini (lebih tepat) pada instrumen yang terdiri dari beberapa pertanyaan atau pernyataan, biasanya dalam bentuk skala. Sebuah skala biasanya mengukur konsep, jadi yang diukur dalam metode belah dua ini adalah homogenitas dan internal consistency pertanyaan/pernyataan yang termasuk dalam suatu instrumen. Proses pengujian reliabilitas pada metode belah dua ini, hampir sama dengan metode pararel. Sampai saat ini belum ada pedoman yang baik untuk memilih suatu instrumen. Cara yang biasanya ditempuh adalah dengan mengelompokkan pertanyaan yang bernomor ganjil pada satu kelompok dan pernyataan yang genap pada kelompok yang lain. Kelemahan metode ini bahwa koefisien korelasi dan indeks reliabilitasnya biasanya berfluktuasi tergantung dari cara pengelompokkan pertanyaanpertanyaan.

111

 

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Instrumen adalah alat yang bisa digunkan untuk mrngukur suatu obyek ukur atau sebagai alat mengumpulkan data yang mengenai variabel. Sedangkan pengawasan yaitu suatu kegiatan atau sebagian besar kegiatan di suatu lembaga pendidikaan sebagai unit. Jadi, instrumen pengawasan adalah sebuah alat tes, angket dan lainnya digunakan untuk mengumpulkan data yang berfungsi memudahkan supervisi atau pengawasan disuatu lembaga pendidikan agar tercapainnya pendidikan yang bermutu dan berkualitas.
Beberapa langkah yang harus ditempuh dalam megembangkan instrumen pegawasan sekolah yaitu: (a) Menentukan masalah penelitian; (b) Menentukan variabel (yang diawasi); (c) Menentukan instrumen yang digunakan; (d) Menjabarkan bangun setiap variabel; (e) Menyusun kisi-kisi; (f) Penulisan butir-butir  instrument; (g) pengawas; (h) Penyusunan perangkat instrumen sementar; (i) Melakukan uji coba.(j) Perbaikan instrumen sesuai hasil uji coba; (k) Penataan kembali perangkat instrumen yang terpakai untuk memperoleh data yang akan digunakan. Sedangkan Validitas dan Reliabilitas Instrumen Pengawasan dibagi menjadi dua yaitu: (a) Validitas Instrumen Pengawasan; (b) Reabilitas Instrumen Pengawasan.


           


DAFTAR RUJUKAN

Aedi, N. 2008. Instrumen Kepegawaian. Jakarta : Bumi Aksara.
Rahman, A dan Purba, S. 2015. Instrumen Supervisi. Medan: Universitas Negeri Medan.
Terry, R., G. 2013. Guide to Management. Jakarta : Bumi Aksara.
















i




 

No comments:

Post a Comment

Galeri Foto