TELAAH INSTRUMEN PENGAWASAN DI SEKOLAH YANG EFEKTIF
DAN EFESIEN
MAKALAH
Disusun untuk
memenuhi mata kuliah
Pengawasan
Pendidikan
yang dibina oleh Bapak
Ahmad Yusuf Sobri, S.sos., M.Pd
Dedi
Prestiadi, S.Pdi., M.Pd
Disusun Oleh :
Fira
Afiantari 170131601077
Nadia Tri
Asfa Lia 170131601026
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
ADMINISTRASI
PENDIDIKAN
September 2019
KATA
PENGANTAR
Segala
puji bagi ALLAH SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga kita bisa menyelesaikan makalah yang
berjudul “Telaah Instrumen Pengawasan Di Sekolah Yang Efektif”. Kemudian
sholawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang
telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunah untuk keselamatan umat
di dunia.
Makalah
ini merupakan salah satu tugas mata kuliah “Pengawasan Pendidikan” di bidang
studi Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan. Selanjutnya, kami
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ahmad Yusuf Sobri
dan Bapak Dedi Prestiadi selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengawasan
Pendidikan.
Kami
menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah
ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Malang, 5
September 2019
Penulis
i
|
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR
ISI............................................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A.
Latar Belakang............................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah...................................................................................... 1
C.
Tujuan......................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
A.
Pengertian Instrumen Pengawasan
........................................................ 3
B.
Langkah-langkah Penyusunan Instrumen................................................ 4
C.
Format Instrumen Pengawasan .............................................................. 6
D.
Validitas
dan Reliabilitas Instrumen Pengawasan................................... 8
BAB
III PENUTUP................................................................................................ 12
Kesimpulan.............................................................................................. 12
DAFTAR RUJUKAN............................................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pengawasan adalah suatu upaya
kegiatan yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada perencanaan
untuk merancang system serta membandingkan kinerja dengan standar yang telah
ditentukan, untuk menetapkan apakah terjadi sesuatu penyimpangan dan
mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber
daya telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan
pendidikan yang efektif dan efisien.
Pengawasan pendidikan dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 salah satu program pendidikan yaitu
pengawasan pendidikan yang bertujuan dalam peningkatan pelayanan dengan
memberikn pertimbangan, arahan, dukungan tenaga, sarana dan prasarana untuk
tingkat suatu pendidikan. Pengawasan merupakan komponen
yang sangat penting untuk menjalankan suatu perencanaan dengan tujuan tertentu
serta adanya pengawasan maka perencanaan yang diharapkan oleh manajemen dapat
terpenuhi dan berjalan dengan sempurna. Pengawasan pada dasarnya diarahkan
sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan
atas tujuan yang telah direncanakan secara baik. Pengawasan selalu dibutuhkan
guna memperbaiki maupun memperbaharui adanya suatu program atau kegiatan yang
kurang maupun cukup baik untuk lebih ditingkatkan lagi hingga mencapai titik
capaian yang dapat memberikan peningkatan maupun kemajuan dalam pelaksanaan
rogram pendidikan bermutu yang efektif ddan efisien.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan instrumen pengawasan ?
2. Bagaimana langkah-langkah dalam membuat instrumen pengawasan ?
3. Bagaimana contoh dari format instrumen pengawasan ?
4. Apakah perbedaan dari validitas dan reliabilitas instrumen pengawasan ?
1
|
C.
Tujuan
2
|
1.
Untuk
mengetahui pengertian dari instrument pengawasan
2.
Untuk
mengetahui langkah-langkah dari instrumen pengawasan
3.
Untuk
mengetahui contoh format instrumen pengawasan
4.
Untuk
mengetahui perbedaan dari validitas dan reliabilitas instrumen pengawasan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Instrumen
Pengawasan
Secara
bahasa istilah instrumen diartikan sebagai alat pengukur sedangkan istilah Instrumen dalam KBBI menurut Alwi
(2002:437) yaitu sebagai: (1) alat yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu
(seperti alat yang dipakai oleh pekerja teknik, alat-alat kedokteran, optik da
kimia); dan (2) sarana penelitian (berupa seperangkat tes, dsb) untuk
mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan. Sedangkan pengawasan diartikan
sebagai proses melihat sebagai proses melihat apakah yang terjadi sesuai dengan
apa yang seharusnya terjadi.
Secara menyeluruh menurut Terry (2013:181) pengawasan
dilakukan kepada seluruh kegiatan atau sebagian besar kegiatan yang ada di
Lembaga pendidikan yang diperlakukan sebagai unit besar. Pengawasan juga tidak
dilakukan pada kegiatan atau fungsi tertentu saja. Namun pengawasan juga
mempunyai tujuan agar dewanmanajemen pendidikan mendapatkan gambaran tentang
suatu keseimbangan kerja di antara unit-unit secara terpadu. Sebagai pengawasan
yang menjadi telaah pengawasan sekolah yang efektif dan efisien pengawasan juga
memiliki istilah sebagai alat yaitu, (a) pengawasan sebagai alat untuk mengukur
keseluruhan usaha para top-manajer; (b) mengendalikan seluruh perencanaan dan
(c) mengendalikan unit-unit yang semi otonom karena adanya desentralisasi yang
melebar. Pengawasan yang efektif dan
efisien juga harus memiliki laporan-laporan pemeriksaan berisikan data-data
khusus dari suatu lembaga pendidikan secara lengkap untuk melakukan pengawasan.
Data-data tersebut atau laporan tersebut merupakan satu bagian, beberapa
bagian, atau bagian dari organisasi yang memberikan informasi tentang beberapa
kegiatan mereka pada kedepannya.
Berdasarkan pengertian tentang instrumen dan
pengawasan diatas maka, Instrument Pengawasan yaitu sebuah alat berupa tes,
angket, dan sebagainya digunakan untuk mengumpulkan data yang berfungsi untuk
memudahkan pelaksanaan supervisi atau pengawasan terhadap satuan pendidikan
sehingga bisa tercapai pendidikan yang bermutu dan berkualitas.
3
|
B. Langkah-langkah
Penyusunan Instrumen
Sehubungan dengan pengembangan instrumen pengawasan disekolah yang
efektif dan efisien, untuk mengawasi beberapa bidang dalam manajemen sekolah,
seorang pengawas yang diberikan tugas untuk bertanggungjawab mengawasi dapat
mengembangkan sendiri instrumen pengawasannya. Sementara itu, ia dapat
menggunakan instrumen yang sudah ada, baik yang telah digunakan dalam
pengawasan sekolah sebelumnya maupun berupa instrument baku dalam bahasa asing.
Menurut Natawijaja (Aedi, 2008) ada beberapa langkah yang harus
ditempuh dalam megembangkan instrumen pegawasan sekolah.
Langkah-langkah tersebut dapat mengikuti tahapan sebagai berikut :
a. Menentukan masalah penelitian (bidang yang akan
diawasi).
b.
Menentukan variabel
(yang diawasi).
c.
Menentukan instrumen
yang digunakan.
d.
Menjabarkan bangun
setiap variabel.
e.
Menyusun kisi-kisi.
f.
Penulisan
butir-butir instrumen.
g.
Mengkaji ulang instrumen
tersebut yang dilakukan oleh peneliti (pengawas).
h.
Penyusunan
perangkat instrumen sementara.
i.
Melakukan uji coba.
j.
Perbaikan instrumen
sesuai hasil uji coba.
k.
Penataan kembali
perangkat instrumen yang terpakai untuk memperoleh data yang akan digunakan.
Pengawasan terdiri dari atas empat langkah
(Dandy & Dahlia, 2015) yaitu : (1) menetapkan suatu kriteria atau standart
pengukuran/penilaian; (2) mengukur atau menilai perbuatan yang sedang
dilakukan; (3) membandingkan perbuatan dengan standart yang ditetapkan
perbedaannya jika ada; dan (4) memperbaiki penyimpangan dari standart dengan
tindakan pembetulan.
4
|
Pemilihan instrumen
pengawasan di sekolah harus didasarkan pada rambu-rambu yang tepat. Sehingga
instrumen yang telah dipilih benar-benar sesuai untuk pengumpulan data pengawasan
secara tepat. Adapun rambu-rambu tersebut menuurut Arikunto (Aedi, 2008), yaitu
:
No.
|
Metode
|
Instrumen
|
Data tentang
|
1
|
Angket
|
Angket
|
a.
Pendapat responden
b. Keadaan diri sendiri atau keadaan luar diri c. Kejadian yang sudah lampau atau terus menerus |
Skala Sikap
|
Sikap diri responden
|
||
2
|
Wawancara
(interviu) |
Pedoman
wawancara |
a.
Pendapat responden
b. Keadaan diri sendiri atau keadaan luar diri c. Kejadian yang sudah lampau atau terus menerus |
No.
|
Metode
|
Instrumen
|
Data tentang
|
3
|
Pengamatan
(observasi) |
Check List
|
a.
Keadaan (diam), banyak
aspek, sudah diketahui jenis objeknya, tidak memerlukan penjelasan. b. Kejadian (berproses), banyak aspek sudah diduga pemunculannya, tidak memerlukan penjelasan urutan. |
Pedoman
pengamatan |
baru diketahui kerangka garis besarnya. b. Keadaan atau kejadian yang garis besar latarnya diketahui |
||
4
|
Dokumentasi
|
Check list
|
Keadaan atau kejadian bagi hal-hal masa lalu.
|
5.
|
Tes
|
Soal tes
|
Prestasi belajar, minat, aspek-aspek
kepribadian, serta aspek-aspek psikologis yang lain, yang dikumpulkan dalam
konsisi tertentu.
|
Dari beberapa langkah yang ada tersebut merupakan untuk
menghasilkan jenis instrumen yang cocok digunakan dalam pengawasan di sekolah
guna mencapai tujuan yang efektif dan efisien. Dengan harapan pengawas dapat
mengembangkan data yang sesuai pada kebenarannya.
C. Format Instrumen
Pengawasan
a. Contoh format instrumen penilaian terhadap kegiatan
proses belajar mengajar
Nama
Guru :
Mengajar
Kelas :
Bidang
Studi :
Pokok
Bahasan :
Ijasah
Tertinggi :
Pangkat (golongan) :
NO
|
ASPEK
YANG DIAWASI
|
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
|
1
|
Apakah guru merumuskan
tujuan instruksional secara khusus?
|
||||||
2
|
Apakah murid-murid
aktif dalam belajar?
|
||||||
3
|
Apakah murid-murid
menunjukan kreativitas dalam memecahkan persoalan yang dihadapi dalam
belajar?
|
||||||
4
|
Apakah guru terampil
dalam mengorganisasikan kegiatan belajar mengajar ?
|
||||||
5
|
|
||||||
6
|
Apakah guru memahami
dan membantu murid yang mengalami kesulitan dalam belajar?
|
Petunjuk: Berilah tanda (√)
pada kolom yang sesui, dengan kategori-kategori sebagai berikut:
A = Baik sekali ...........
81 – 100
B = Baik ........... 61 –
80
C = Cukup ........... 41 –
60
D = Kurang ........... 21 –
40
E = Kurang sekali
........... 00 – 20
b. Contoh format
instrumen penilaian kuesioner kepada guru-guru untuk mengetahui gaya mengajar
yang menyangkut lingkungan mengajarnya
No
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
|||||
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
|||
Bila mengajar, apakah
anda:
|
|||||||
1
|
Memberikan berbagai
aspek instruksional bagi aktivitas-aktivitas yang berbeda secara
simultan?
|
||||||
2
|
Memberikan hal – hal
yang berguna bagi semua murid sebagaimana dibutuhkan?
|
||||||
3
|
Merencanakan
aspek-aspek instruksional bagi kelompok-kelompok yang berbeda yang dibutuhkan
untuk didiskusikan?
|
||||||
4
|
Mengalokasikan waktu
tertentu bagi aktifitas-aktifitas individual?
|
||||||
5
|
Memperkenalkan
murid-murid memilih sendiri tempat belajar ?
|
||||||
6
|
|
||||||
7
|
Mempersiapkan
kemungkinan-kemungkinan bagi murid-murid yang banyak bergerak,aktif atau
banyak orang?
|
Angka-angka tersebut
menunjukkan nilai-nilai sebagai berikut:
5 = Baik sekali
4 = Baik
3 = Cukup
2 = Kurang
1
=
Kurang sekali
D.
Validitas dan
Reliabilitas Instrumen Pengawasan
a.
Validitas Instrumen Pengawasan
Menurut Aedi (2008) Validitas adalah suatu tolak ukur
yang berupa tingkatan keshahihan atau validan atau keakuratan suatu instrumen. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang dihasilkan tersebut sesuai dengan yang diinginkan. Sebuah instrumen juga dapat dikatakan valid apabila
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat dan akurat. Menurut Margono
dalam Aedi (2008) Validitas instrumen dikelompokkan menjadi empat bagian,
yaitu:
1) Construc Validity yaitu alat ukur yang digunakan
mengandung satu definisi suatu operasional yang teapat. Construct
validity
sebenarnya hampir sama dengan konsep, hanya saja sama-sama merupakan abstraksi
dan generalisasi, yang perlu diberi definisi sedemikian rupa sehingga, sehingga dapat diamati dan diukur.
Contoh : Seorang
pengawas sekolah yang sedang bertugas untuk meneliti sebuah kontruk.
2)
Content
validity (validitas isi) menunjuk kepada suatu
instrumen yang memiliki kesesuaian isi dalam mengungkap atau mengukur yang akan
diukur. Sebagai contoh, seorang guru pada akhir semester akan memberikan ujian
dari bahan yang diajarkan. Validitas ini
mendaatkan banyak sorotan bagi para guru karena program tersebut dapat
menghasilkan suatu analisis kesesuaian yang dilakukan dalam proses pengawasan.
8
|
Contoh : Saat adanya
ujian sekolah guru memberikan soal kepada muridnya dan meneliti apakah muridnya
menjawab sesuai atau tidak sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh gurunya.
3) Face Validity Face validity (validitas lahir atau validitas tampang)
dibagi menjadi dua yaitu, Menyangkut pengukuran atribut yang konkret dan menyangkut penilaian dari para ahli maupun
konsumen alat ukur tersebut.
Contoh : Pengawas
sekolah hendak mengawasi guru yang sedang mengoperasikan akses internet, maka
yang dinilai adalah bagaimana teknik-teknik guru tersebut dapat memanfaatkan
akses internet tersebut.
4) Predictive Validity menunjuk kepada instrumen peramalan. Erjadinya meramal yaitu sudah menunjukkan bahwa
kriteria penilaian berada pada saat yang akan datang, atau kemudian hari.
Contoh : Seorang siswa
SMA yang hendak masuk ke perguruan tinggi dan sebelumnya harus melewati tahap
seleksi atau tes, bagi siswa ayang mendapatkan nilai tinggi dalam tes tersebut
maka siswa bisa melanjutkan atau menjalankan program kuliahnya dengan lancar.
Begitu pula dengan siswa yang mempunyai nilai rendah dan tidak dapat masuk ke
perguruan tinggi maka siswa tersebut menemukan hambatan atau kegagalan yang
merasa dialaminya. Jadi kelompok validitas ini dapat disimpulkan bahwa
validitas tersebut adalah hasil ramalan yang akan datang.
b.
Reabilitas Instrumen Pengawasan
9
|
Reliabilitas lebih udah dimengerti dengan
memperhatikan tiga aspek dari suatu alat ukur (instrumen), yaitu (1)
kemantapan; (2) ketepatan, dan (3) homogenitas. Suatu instrumen dikatakan
mantap apabila dalam mengukur sesuatu berulang kali, dengan syarat bahwa
kondisi saat pengukuran tidak berubah, instrumen tersebut memberikan hasil yang
sama. Adapun cara atau metode pengujian reliabilitas dari instrumen sebagai
berikut:
1.
Metode Ulang (Test-Retest) Menurut Margono dalam Aedi (2008), metode ini menunjuk
adanya pengulangan pengukuran yang sama kepada responden yang sama, dengan
situasi yang (kira-kira) sama, pada dua waktu yang berlainan. Cara ini memang
sederhana, akan tetapi mempunyai kelemahan-kelemahan karena
kemungkinan-kemungkinan di bawah ini: 1) Terjadinya perubahan dalam diri
responden di antara dua kurun waktu wawancara, sehingga hasil pengukuran yang
pertama dan kedua terjadi perubahan yang besar. 2) Kesiapan yang berbeda dari
responden, pada keadaan pengukuran kedua dibanding dengan yang pertama.
Kebenaran ini harus sungguh diperhatikan, apalagi dalam mengukur reliabilitas
tes kemampuan. 3) Kemungkinan responden hanya mengingat dan mengulang kembali
jawaban yang pernah diberikan. Untuk sedikit mengatasi, jarak waktu antara
pengukuran yang pertama dengan yang kedua perlu dipertimbangkan masak-masak. 4)
Kemungkinan bahwa responden yang cirinya diukur berulang kali menunjukkan suatu
kesadaran terhadap ciri tersebut, yang kemudian bertanggung jawab terhadap
perubahan sikap itu.
2.
Metode
Pararel Metode ini menunjuk pasa suatu kesatuan yang
sama, atau kelompok variabel diukur dua kali pada waktu yang sama atau kelompok
variabel diukur dua kali pada waktu yang sama atau hamper bersamaan, pada
sampel atau responden yang sama juga. Di dalam pelaksanaannya terdapat dua
kemungkinan, yaitu: (1) dua orang peneliti menggunakan instrumen yang sama pada
responden yang berbeda, (2) seorang peneliti dengan dua instrumen yang berbeda
tetapi bermaksud mengukur variabel yang sama. Salah satu cara untuk menilai
reliabilitas dari dua alat ukur adalah dengan koefisien korelasi. Apabila
koefisien korelasi dikuadratkan, akan diperoleh koefisien determinan yang
sekaligus merupakan indeks reliabilitas untuk kedua alat ukur.
10
|
3.
Metode Belah Dua (Split Half Method) Metode ini menunjuk pada
pengujian suatu instrumen dengan cara membagi dua, artinya instrumen dan skor
pada kedua bagian instrumen itu dikorelasikan. Pengujian dengan metode ini
(lebih tepat) pada instrumen yang terdiri dari beberapa pertanyaan atau
pernyataan, biasanya dalam bentuk skala. Sebuah skala biasanya mengukur konsep,
jadi yang diukur dalam metode belah dua ini adalah homogenitas dan internal
consistency pertanyaan/pernyataan yang termasuk dalam suatu instrumen. Proses
pengujian reliabilitas pada metode belah dua ini, hampir sama dengan metode pararel.
Sampai saat ini belum ada pedoman yang baik untuk memilih suatu instrumen. Cara
yang biasanya ditempuh adalah dengan mengelompokkan pertanyaan yang bernomor
ganjil pada satu kelompok dan pernyataan yang genap pada kelompok yang lain.
Kelemahan metode ini bahwa koefisien korelasi dan indeks reliabilitasnya
biasanya berfluktuasi tergantung dari cara pengelompokkan pertanyaanpertanyaan.
111
|
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Instrumen adalah alat yang bisa
digunkan untuk mrngukur suatu obyek ukur atau sebagai alat mengumpulkan data
yang mengenai variabel. Sedangkan pengawasan yaitu suatu kegiatan atau sebagian
besar kegiatan di suatu lembaga pendidikaan sebagai unit. Jadi, instrumen
pengawasan adalah sebuah alat tes, angket dan lainnya digunakan untuk
mengumpulkan data yang berfungsi memudahkan supervisi atau pengawasan disuatu
lembaga pendidikan agar tercapainnya pendidikan yang bermutu dan berkualitas.
Beberapa langkah yang harus ditempuh dalam megembangkan instrumen
pegawasan sekolah
yaitu: (a) Menentukan masalah
penelitian; (b) Menentukan variabel (yang diawasi); (c) Menentukan instrumen yang digunakan; (d) Menjabarkan bangun
setiap variabel; (e) Menyusun kisi-kisi; (f) Penulisan
butir-butir instrument; (g) pengawas;
(h) Penyusunan perangkat instrumen
sementar; (i) Melakukan uji coba.(j) Perbaikan
instrumen sesuai hasil uji coba;
(k) Penataan kembali perangkat instrumen yang
terpakai untuk memperoleh data yang akan digunakan. Sedangkan Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Pengawasan dibagi menjadi dua yaitu: (a) Validitas Instrumen Pengawasan; (b) Reabilitas Instrumen Pengawasan.
DAFTAR RUJUKAN
Aedi, N. 2008. Instrumen
Kepegawaian. Jakarta : Bumi Aksara.
Rahman, A dan Purba, S. 2015. Instrumen
Supervisi. Medan: Universitas Negeri Medan.
Terry, R., G. 2013. Guide to
Management. Jakarta : Bumi Aksara.
i
|
|
|
No comments:
Post a Comment