Saturday, November 16, 2019

PENDEKATAN TEKNIK DAN ISTRUMEN KOMPETENSI SOSIAL KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

Link Download

PENDEKATAN TEKNIK DAN INSTRUMEN KOMPETENSI SOSIAL KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas UTS matakuliah
Kepemimpinan Pendidikan
yang dibimbing oleh Bapak Prof. Dr. H. Ibrahim Bafadal, M.Pd.


Oleh :
Eva Farahdiba           
NIM 170131601076











UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGAM STUDI S1 ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Oktober 2018

KATA PENGANTAR
                Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul Pendekatan Teknik Dan Instrumen Kompetensi Sosial Kepemimpinan “
. Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas Kepemimpinan Pendidikan..
            Makalah ini merupakan salah satu tugas Matakuliah “Kepemimpinan Pendidikan” di bidang studi Administrasi Pendidikan. Selanjutnya saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ibrahim Bafadal selaku dosen pembimbing matakuliah Kepemimpinan Pendidikan.
            Saya menyadari bahwa Tuhanlah sumber segala ilmu pengetahuan sehingga Saya merasa memiliki kekurangan dalam penulisan makalah ini, untuk itu Saya membutuhkan saran dan kritik agar makalah ini menjadi lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.



Malang, Oktober 2018


Penulis





DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A.           Latar Belakang........................................................................................... 1
B.            Rumusan Masalah...................................................................................... 2
C.            Tujuan........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
A.           Pengertian  Kompetensi Sosial Kepemimpinan......................................... 3
B.            Pendekatan dalam Kompetensi Sosial Kepemimpinan.............................. 3
C.            Teknik dalam Kompetensi Sosial Kepemimpinan..................................... 4
D.           Instrumen dalam Kompetensi Sosial Kepemimpinan................................ 9
BAB III PENUTUP............................................................................................ 13
Kesimpulan............................................................................................. 13
DAFTAR RUJUKAN........................................................................................ 14









BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Istilah kepemimpinan diartikan bermacam-macam, tergantung sudut pandang dan konteks pengertian para ahli yang membahasnya. Beberapa batasan pengertian kepemimpinan yang dipaparkan dibawah ini dikaitkan dengan konteks penelitian dan variable yang menjadi sasaran penelitian. Dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan organisasi, james Lipham mengartikan kepemimpinan sebagai berikut: Leadership is the initiation of a new structure or procedure for accomplishing an organization’s golas and objectives or for changing an organization’s goals and objective di dalam buku soetopo (2010:1)
  Kepala sekolah/ madrasah adalah makhluk sosial, yang dalam hidupnya tidak lepas dari kehidupan sosial masyarakat dan lingkungannya. Oleh karena itu kepala sekolah dituntut untuk memiliki kopetensi sosial yang memadai, terutama dalam kaitannya dengan pendidikan yang tidak terbatas dalam pembelajaran di sekolah tetapi juga pendidikan yang terjadi dan berlangsung di masyarakat. Di sekolah kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan berhadapan dengan guru-guru, siswa, dan masyarakat di mana sekolah itu berada. Dalam buku soetopo (2010:1)
  Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala sekolah/madrasah menegaskan bahwa seorang kepala sekolah/madrasah harus memiliki lima dimensi kompetemsi minimal yaitu: kompetensi kepribadian, manjerial, kewirausahaan, supervise, dan sosial. Dalam makalah ini akan lebih membahas mengenai kompetensi sosial Kepala sekolah.
  Menurut Ross-Krasnor dalam Devi Rahmadani (2015), “ Komptensi sosial sebagai keefektifan dalam berinteraksi, hasil dari perilaku-perilaku teratur yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan pada masa perkembangan dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang”.





                                                                               

B.       Rumusan Masalah
1.     Apa pengertian dari Kompetensi Sosial Kepemimpinan ?


2. Bagaimana Pendekatan dalam Kompetensi Sosial Kepemimpinan ?    


3. Bagaimana Teknik dalam Kompetensi Sosial Kepemimpinan ?
4.     Bagaimana Instrumen dalam Kompetensi Sosial Kepemimpinan ?



C. Tujuan

1.    
Untuk mengetahui pengertian dari Kompetensi Sosial Kepemimpinan.
2.     Untuk Pendekatan dalam Kompetensi Sosial Kepemimpinan.
3.     Untuk Teknik dalam Kompetensi Sosial Kepemimpinan. 


4.   Untuk Instrumen dalam Kompetensi Sosial Kepemimpinan.


 
  

BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Kompetensi Sosial Kepala Sekolah
        Kompetensi dalam Bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa inggris, competence yang berarti kemampuan dan kewenangan,
        Menurut Adam dalam buku Kompri ( 2017: 239)  kompetensi sosial mempunyai hubungan yang erat dengan penyesuaian sosial dan kualitas interaksi antarpribadi. Kopetensi sosial merupakan salah satu jenis kompetensi yang harus dimiliki dan pemilikan kompetensi ini merupakan suatu hal yang penting. Di dalam buku Kompri menurut Ford (2017:239) memberikan definisi lain, yaitu tindakan yang sesuai dengantujuan dalam konteks sosial tertentu, dengan menngunakan cara-cara yang tepat dan memberikan efek positif bagi dirinya. Selanjutnya dapat dikatakan bahwa orang yang memiliki kompetensi sosial yang tinggi mampu mengekspresikan perhatian sosial lebih banyak, lebih simpatik, lebih suka menolong, dan lebih dapat mencintai.
        Kompetensi sosial kepala sekolah sebagaimana tertulis dalam Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 di dalam Setiyani (2017), tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah bahwa kepala sekolah harus:
a.       Bekerjasama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah.
b.      Berpartisipasi dalam kegiatan sosil kemasyarakatan.
c.       Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.

B.       Pendekatan dalam Kompetensi Sosial Kepemimpinan
        Ada 3 Pendekatan kompetensi sosial kepemimpinan di dalam Ramadhani (2017) yaitu :
1.       Bekerjasama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah.
               Kerjasama kepala sekolah dengan pihak lain tidak hanya dengan para guru, staf, orang tua, melainkan termasuk atasan, kepala sekolah lain serta pihak-pihak yang perlu berhubungan dan bekerjasama. Dalam fungsi ini kepala sekolah berperilaku sebagai saluran komunikasi di lingkungan sekolah.



           2. Berpartisipasi dalam kegiatan sosil kemasyarakatan.
Seorang Kepala Sekolah dengan orang lain tidak hanya berpartisipasi dalam kegiatan kantor, melainkan juga ikut terlibat aktif dalam aneka kegiatan diluar jam dan urusan kantor. Ini tujuannya agar kepala sekolah dapat membangun keakabran dengan lingkungan sekitarnya.
3.         Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.
Kepala sekolah yang juga sebagai makhluk sosial juga harus memiliki kepekaan sosial terhadap orang lain. Dalam Ramadhani (2015), “Kepekaan sosial adalah sikap yang mudah breaksi terhadap problema sosial yang menimpa diri sendiri, orang lain dan lingkungan masyarakat”. Dari definisi tersebut, jelas bahwa kepala sekolah yang memiliki kepekaan sosial haruslah tanggap terhadap masalah yang dihadapi oleh dirinya sendiri dan orang lain yag menjadi tanggung jawabnya. Untuk peka terhadap masalah orang lain kepala sekolah harus menanamkan sikap empati dalam dirinya.

C.      Teknik dalam Kompetensi Sosial Kepemimpinan
Ada sejumlah teknik yang kiranya dapat diterapkan di lembaga pendidikan di dalam buku kompri (2017:258)  yaitu:
1.    Teknik tertulis
a.                 Buku kecil pada permulaan tahun ajaran. Buku kecil pada permulaan tahun ajaran baru ini isinya dijelaskan tentang tat tertib, syarat-syarat masuk, hari-hari libur, hari-hari efektif. Kemudian buku kecil ini dibagikan kepada orang tua murid, hal ini biasanya dilaksanakan di tamn kanak-kanak (TK)
b.                 Pamflet. Pamflet merupakan selebaran yang biasanya berisi tentang sejarah lembaga pendidikan tersebut, staf pengajar, fasilitas yang tersedia dan kegiatan belajar. Pamflet ini selain dibagikan ke wali murid juga bisa disebarkan ke masyarakat umum, selain untuk menumbuhkan pengertian masyarakat juga sekaligus untuk promosi lembaga       


c.             Berita kegiatan murid. Berita ini dapat dibuat sederhana mungkin pada selebaran kertas yang berisi informasi singkat tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan sekolah atau pesantren. Dengan membacanya orang tua murid mengetahui apa yang terjadi di lembaga pendidikan tersebut, khususnya kegiatan yang dilakukan murid.
d.                Catatan berita gembira. Berisi tentang keberhasilan seorang murid. Berita tersebut ditulis di selebaran kertas dan disampaikan kepada wali murid atau bahkan disebarkan ke masyarakat.
e.                 Buku kecil tentang cara membimbing anak. Dalam rangka menciptakan hubungan yang harmonis dengan orang tua, kepala sekolah atau guru dapat membuat sebuah buku kecil yang sederhana yang berisi tentang cara membimbing anak yang efektif, kemudian buku tersebut diberikan kepada orang tua murid.
2.     Teknik Lisan
a.                 Kunjungan rumah. Pihak sekolah dapat mengadakan kunjungan ke rumah wali murid, warga atau tokoh masyarakat. Melalui kunjungan rumah ini guru akan mengetahui masalah anak di rumahnya.
b.                 Panggilan orang tua. Pihak sekolah sesekali juga memanggil orang tua murid datang ke sekolah. Setelah datang, mereka diberi penjelasan tentang perkembangan pendidikan di lembaga tersebut. Mereka juga perlu diberi penjelasan khusus tentang perkembangan pendidikan anaknya.
c.                 Pertemauan. Sekolah mengundang masyarakat dalam acara pertemuan khusus untuk membicarakan masalah atau hambatan yang dihadapi sekolah. Pertemuan ini sebaiknya diadakan pada waktu tertentu yang dapat dihadiri oleh semua pihak yang diundang. Sebelum pertemuan dimulai acaranya disusun terlebih dahulu. Oleh karena itu, setiap akan mengadakan pertemuan sebaiknya dibentuk panitia penyelenggara.



 3. Teknik peragaan.
      Hubungan sekolah dengan amsyarakat dapat dilakukan dengan mengundang masyarakat dengan melihat peragaan yang diselenggarakan sekolah. Penyelenggaraan yang diselenggarakan biasanya berupa pameran keberhasilan murid. Misalnya di TK menampilkan anak-anak bernyanyi, membaca puisi, dan menari. Pada kesempatan itu, kepala sekolah atau guru dapat menyampaikan program-program peningkatan mutu pendidikan dan juga masalah atau hambatan yang dihadapi dalam merealisasikan program-program itu.
4.      Teknik elektronik
      Seiring dengan perkembangan teknologi elektronik maka dalm mengakrabkan sekolah dengan orang tua murid dan masyarakat, pihak sekolah dapat menggunakan sarana elektronik, misalkan denga telepon, televisi dan radio, sekaligus sebagai sarana untuk program pendidikan.

        Menurut Soekarto Indra Fachrudi di dalam buku  Kompri (2017 : 260), mengungkapkan ada 11 teknik yang dapat dilakukan untuk memberikan gambaran tentang sekolah yang perlu diketahui oleh masyarakat. Teknik-teknik tersebut antara lain:
a.                  Laporan kepada orang tua murid. Laporan yang diberikan oleh sekolah kepada masyarakat berisi laporan tentang kemajuan anak, aktivitas anak di sekolah, kegiatan sekolah sendiri, dan segala sesuatu yang terjadi di sekolah sehubung dengan pendidikan anak sekolah. Laporan  ini dapat dilakukan sekali dalam tiga atau empat bulan, semesteran atau tahunan.
b.                 Bulletin bulanan. Bulletin bulanan dapat di usahakan oleh guru, staf sekolah,dan para orang tua yang dapat diterbitkan satu bulan sekali. Bahkan dapat juga melibatkan murid, sambil memberikan latihan dan membentuk kader dari pihak murid. Isi bulletin bulanan ini adalah tentang kegiatan sekolah, artikel-artikel guru dan murid (bisa juga artikel dari orang tua murid, pengumuman-pengumuna sekola, berita-berita sekolah, dan berita-berita msayarakat yang perlu diketahui sekolah dan lain sebagainya.


     c.           Penerbitan surat kabar. Apabila dimungkinkan, sekolah dapat menerbitkan surat kabarsekolah. Isinya menyangkut segala aspek yang menunjang kesuksesan program pendidikan.  Artikel-artikel yang dimuat punharus berkaitan dengan dunia pendidikan sesuai dengan bidang yang dipelajari anak didik. Berita-berita yang di muat hendaknya juga berita –berita yang memiliki nilai didik.
d.                 Pameran Sekolah. Pameran sekolah merupakan metode yang sangat efektif untuk memberikan gambaran tentang keadaan sekolah dengan berbagai hasil aktivitasnya. Masyarakat dapat melihat secara langsung keadaan sekolah dengan mengunjungi pameran tersebut. Tempat penyelenggaraan pameran dapat di dalam kelas atau di luar kelas, yaitu di halam sekolah. Bahkan dapat juga diluar sekolah.
e.                  Open house. Open house merupakan suatu metode mempersilahkan masyarakat yang berminat untuk meninjau sekolah serta mengobservasi kegiatan dan hasil kerja murid dan guru yang diadakan pada waktu yang telah terjadwal. Pada saat itulah masyarakat dapat melihat secara langsung proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah itu. Dari gambaran ini, masyarakat dapat memberikan penilaian atas pelaksanaan pendidikan di sekolah tersebut.
f.                  Kunjungan ke sekolah (school visitation). Kunjungan orang tua murid pada saat pelajaran berlangsung yang dimaksudkan agar para orang tua murid berkesempatan melihat anak-anaknya pada waktu mengikuti pelajaran. Bagus kiranya apabila setelah orang tua mengadakan kunjungan ini kemudian diadakan diskusi untuk memecahkan masalah yang timbul menurut pengamatan para orang tua. Kunjungan ke sekolah ini dapat dilaksanakan sewaktu-waktu, sehingga mereka dapat melihat kewajaran yang terjadi di sekolah itu.
g.                 Kunjungan ke rumah murid (home visitation). Kunjungan kerumah murid dilakukan untuk melihat latar belakang kehidupan murid di rumah. Penerapan metode ini akan mempererat hubungan antara sekolah dengan orang tua murid. Masalah-masalah yang di hadapi murid di sekolah dapat dibicarakan secara kekeluargaan dan persahabatan intim. Guru yang berkunjung ke rumah orang tua murid harus bersikap bijaksana , hati-hati dan ramah tamah, terutama dalam menanggapi problema yang dikemukakan oleh orang tua.


 h.             Melalui penjelasan oleh staf sekolah. Kepala sekolah hendaknya berusaha agar semua personal sekolah turut aktif mengambil bagian dalam menyukseskan program hubungan sekolah dengan masyarakat. Para personal sekolah dapat memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang kepentingan sekolah, organisasi sekolah dan semua kegiatan sekolah. Kepala sekolah dapat menanamkan loyalitas para staf dengan mengikutsertakan mereka bekerja. Mereka harus berpegang teguh pada etika jabatan.
i.                   Gambaran keadaan sekolah melalui murid. Murid juga dapat id dorong untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang keadaan sekolah. Jangan sampai bahkan menyebar isu-isu yang tidak baik mengenai sekolah kepada masyarakat. Apabila sekolah memiliki pemancar radio., maka media ini dapat dimanfaatkan agar murid berbincang-bincang dalam siaran mengenai situasi sekolah.
j.                   Melalui radio dan televisi. Radio dan televise memiliki daya yang kuat untuk menyebarkan pengaruh melalui informasi yang disirkannya. Radio dan televise ceapt sekali membentuk “public opinion” yang sangat dibutuhkan dalam program hubungan sekolah dengan masyarakat ini. Melalui radio telivisi, masyarakat akan lebih mengenal situasi dan perkembangan sekolah. Melalui radio dan telivisi sekolah dapat menyampaikan berita-berita dan pengumuma-penguman yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan, termasuk apabila ada permohonan sumbangan dari pihak sekolah.
k.                 Laopran tahunan. Laporan tahunan disusun oleh kepala sekolah untuk diberikan kepada pemilik sekolah atau pada kantor kementrian P dan K kecamatan yang membawanya atau kepada atasan langsungannya. Kepala sekolah dapat menugaskan kepada stafny atau langsung dia sendiri memberikan informasi tersebut yang berkenaan dengan isi laporan tahunannya. Isi laporan tahunan tersebut anatara lain mencangkup: kegiatan yang telah dilakukan, kurikulum, personalia, anggaran dan situasi murid. 


D.       Instrumen dalam Kompetensi Sosial Kepemimpinan
   Menurut Sugiono di dalam  Di Rektorat Tenaga Kependidikan (2008) Instrument penilitian yaitu alat bantu yang digunakan oleh peneliti dalam mengukur fenomena alam serta sosial yang sesuai dengan variable penelitian.
1.         Kuesioner atau angket
               Angket atau kuesioner pada umumnya digunakan sebagai instrument peneletian suervei. Jenis pertanyaan yang ada dalam kuesioner adalah jenis pertanyaan yang dibutuhkan dalam laporan.
2.         Wawancara
Wawancara memiliki tingkat kemudahan sendiri dibandingkan dengan kuesioner karena jika wawancara tidak melakukan perhitungan secara statistika, namun begitu dalam wawancara membutuhkan waktu yang relative lama dibandingkan dengan angket.
3.         Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan kegiatan memperhatikan objek penelitian dengan saksama. Selain itu, kegiatan observasi bertujuan mencatat setiap keadaan yang relevan dengan tujuan penilitian.
4.         Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara lain untuk dapat memperoleh data responden danin forman. Dengan dokumentasi, peniliti memperoleh informasi dan berbagai macam sumber.
5.         Tes
Tes sebagai instrument penilitian, khususnya dalam pengumpulan data  penilitian merupakan serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan, dan bakat.



Contoh Instrumen pengukuran untuk kepala sekolah sebagai berikut:
INSTRUMEN PENILAIAN
KOMPETENSI SOSIAL KEPALA SEKOLAH
NO
PERNYATAAN
SKALA PENILAIAN
TP
P
JR
SR
SL

KepalaSekolah :





1
Melibatkan Guru dalam penyusunan program jangka panjang Sekolah





2
Melibatkan Guru dalam penyusunan program jangka pendek Sekolah





3
Menyelenggarakan sekolah berdasarkan pada renstra





4
Melakukan analisis kebutuhan sekolah





5
Melibatkan Guru dalam penyusunan analisis kebutuhan sekolah





6
Memimpin pengembangan organisasi sesuai dengan kebutuhan





7
Melibatkan Guru dalam pengembangan organisasi





8
Berusaha meningkatkan sumber daya manusia





9
Memiliki kepekaan terhadap perubahan





10
Memanfaatkan perubahan  sebagai pengembangan sekolah






11
11
Berusaha menciptakan budaya organisasi yang kondusif





12
Berusaha menciptakan iklim organisasi yang kondusif





13
Memberdayakan Guru dan staf secara optimal





14
Mengelolasarana dan prasarana secara optimal





15
Melibatkan guru dalam mengelola sarana dan prasarana





16
Mempersiapkan Penerimaan siswa baru terlebih dahulu





17
Melibatkan Guru dalam Penerimaan siswa baru





18
Menyusun progran pengelolaan keuangan





19
Melakukan Pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip akuntabel dan transparan





20
Melakukan Pengelolaan keuangan secara efektif dan efisien





21
Melakukan Ketatausahaan sekolah sesuai dengan program yang disusun





22
Melakukan Ketatausahaan sekolah sesuai dengan tujuan sekolah





23
Melakukan layanan khusus dalam mendukung kegiatan pembelajaran







12
24
Mengelola Sistem Informasi sekolah dalam mendukung pengambilan keputusan





25
Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran





26
Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan manajemen sekolah





27
Melakukan monitoring pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat





28
Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat





29
Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat





30
Merencanakan tindak lanjut hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat






TOTAL :






TOTAL KESELURUHAN :

KETERANGAN
TP        : Tidak Pernah dengan skor    : 0
P          : Pernah                                   : 1
JR        : Jarang dengan skor               : 2
SR;      : Sering dengan skor               : 3
SL       : Selalu dengan skor                : 4


BAB III
PENUTUP
A.       Kesimpulan
        kompetensi sosial mempunyai hubungan yang erat dengan penyesuaian sosial dan kualitas interaksi antarpribadi. Kopetensi sosial merupakan salah satu jenis kompetensi yang harus dimiliki dan pemilikan kompetensi ini merupakan suatu hal yang penting.
Ada 3 Pendekatan kompetensi sosial kepemimpinan yaitu :
1.         Bekerjasama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah.
2.         Berpartisipasi dalam kegiatan sosil kemasyarakatan.
3.         Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.
Ada sejumlah teknik yang kiranya dapat diterapkan di lembaga pendidikan di dalam buku kompri (2017:258) yaitu:
1.         Teknik tulis.
2.         Teknik Lisan
3.         Teknik Peraga.
Menurut Sugiono di dalam  Di Rektorat Tenaga Kependidikan (2008) Instrument penilitian yaitu alat bantu yang digunakan oleh peneliti dalam mengukur fenomena alam serta sosial yang sesuai dengan variable penelitian  Kuesioner atau angket
1.      Wawancara
2.      Observasi
3.      Dokumentasi
4.      Tes





DAFTAR RUJUKAN
Direktorat Tenaga Kependidikan. 2008. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah. Departemen Pendidikan  Nasional.
Komri. 2017. Standarisasi Kompetensi Kepla Sekolah: Pendekatan Teori Untuk Praktik Profesional. Jakarta: Kharisma Putra Utama.
Rahmadani, D. 2015. Persepsi Guru Terhadap Kompetensi Sosial Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Padang:  FIP Universitas Negeri Padang.
Setiyani, W. 2017. Kompetensi Sosial Kepala Sekolah dan Implikasinya Terhadap Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah. Skripsi tidak diterbitkan. Purwokerto: Institut Agama Islam Negeri Purwakerto.
Soetopo, H. 2010. Kepemimpinan Pendidikan. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.
Sutapa, M. 2008. Kebijakan Pendidikan dalam Prespektif Kebijakan Publik. Yogyakarta: FIP Universitas Negeri Yogyakarta.




No comments:

Post a Comment

Galeri Foto