PENDEKATAN
TEKNIK DAN INSTRUMEN KOMPETENSI
SOSIAL KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
MAKALAH
Disusun
untuk memenuhi tugas UTS matakuliah
Kepemimpinan Pendidikan
yang
dibimbing oleh Bapak Prof. Dr. H. Ibrahim Bafadal,
M.Pd.
Oleh
:
Eva
Farahdiba
NIM
170131601076
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGAM
STUDI S1 ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Oktober 2018
KATA PENGANTAR
Puji
syukur saya
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya yang berjudul “ Pendekatan Teknik Dan Instrumen
Kompetensi Sosial Kepemimpinan “
.
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas Kepemimpinan Pendidikan..
Makalah ini merupakan salah satu
tugas Matakuliah “Kepemimpinan
Pendidikan” di bidang studi Administrasi Pendidikan.
Selanjutnya saya mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ibrahim Bafadal selaku dosen
pembimbing matakuliah Kepemimpinan
Pendidikan.
Saya menyadari bahwa Tuhanlah sumber
segala ilmu pengetahuan sehingga Saya
merasa memiliki kekurangan dalam penulisan makalah ini, untuk itu Saya membutuhkan saran dan kritik agar
makalah ini menjadi lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca.
Malang,
Oktober 2018
Penulis
|
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A.
Latar Belakang........................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah...................................................................................... 2
C.
Tujuan........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
A.
Pengertian Kompetensi Sosial Kepemimpinan......................................... 3
B.
Pendekatan
dalam Kompetensi Sosial Kepemimpinan.............................. 3
C.
Teknik
dalam Kompetensi Sosial Kepemimpinan..................................... 4
D.
Instrumen
dalam Kompetensi Sosial Kepemimpinan................................ 9
BAB III PENUTUP............................................................................................
13
Kesimpulan.............................................................................................
13
DAFTAR RUJUKAN........................................................................................
14
|
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah
kepemimpinan diartikan bermacam-macam, tergantung sudut pandang dan konteks
pengertian para ahli yang membahasnya. Beberapa batasan pengertian kepemimpinan
yang dipaparkan dibawah ini dikaitkan dengan konteks penelitian dan variable
yang menjadi sasaran penelitian. Dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan
organisasi, james Lipham mengartikan kepemimpinan sebagai berikut: Leadership is the initiation of a new
structure or procedure for accomplishing an organization’s golas and objectives
or for changing an organization’s goals and objective di dalam buku soetopo
(2010:1)
Kepala
sekolah/ madrasah adalah makhluk sosial, yang dalam hidupnya tidak lepas dari
kehidupan sosial masyarakat dan lingkungannya. Oleh karena itu kepala sekolah
dituntut untuk memiliki kopetensi sosial yang memadai, terutama dalam kaitannya
dengan pendidikan yang tidak terbatas dalam pembelajaran di sekolah tetapi juga
pendidikan yang terjadi dan berlangsung di masyarakat. Di sekolah kepala
sekolah sebagai pemimpin pendidikan berhadapan dengan guru-guru, siswa, dan
masyarakat di mana sekolah itu berada. Dalam buku soetopo (2010:1)
Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
sekolah/madrasah menegaskan bahwa seorang kepala sekolah/madrasah harus
memiliki lima dimensi kompetemsi minimal yaitu: kompetensi kepribadian,
manjerial, kewirausahaan, supervise, dan sosial. Dalam makalah ini akan lebih
membahas mengenai kompetensi sosial Kepala sekolah.
Menurut
Ross-Krasnor dalam Devi Rahmadani (2015), “ Komptensi sosial sebagai
keefektifan dalam berinteraksi, hasil dari perilaku-perilaku teratur yang
memenuhi kebutuhan-kebutuhan pada masa perkembangan dalam jangka pendek maupun
dalam jangka panjang”.
|
B. Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian dari Kompetensi Sosial Kepemimpinan ?
|
|
4.
Bagaimana
Instrumen dalam Kompetensi Sosial Kepemimpinan ?
|
1. Untuk mengetahui pengertian dari Kompetensi Sosial Kepemimpinan.
2.
Untuk
Pendekatan dalam Kompetensi Sosial Kepemimpinan.
3.
Untuk
Teknik dalam Kompetensi Sosial Kepemimpinan.
|
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kompetensi Sosial Kepala Sekolah
Kompetensi
dalam Bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa inggris, competence yang berarti kemampuan dan kewenangan,
Menurut
Adam dalam buku Kompri ( 2017:
239) kompetensi
sosial mempunyai hubungan yang erat dengan penyesuaian sosial dan kualitas
interaksi antarpribadi. Kopetensi sosial merupakan salah satu jenis kompetensi
yang harus dimiliki dan pemilikan kompetensi ini merupakan suatu hal yang
penting. Di dalam buku Kompri
menurut Ford (2017:239) memberikan definisi lain, yaitu tindakan yang
sesuai dengantujuan dalam konteks sosial tertentu, dengan menngunakan cara-cara
yang tepat dan memberikan efek positif bagi dirinya. Selanjutnya dapat
dikatakan bahwa orang yang memiliki kompetensi sosial yang tinggi mampu
mengekspresikan perhatian sosial lebih banyak, lebih simpatik, lebih suka
menolong, dan lebih dapat mencintai.
Kompetensi
sosial kepala sekolah sebagaimana tertulis dalam Peraturan Mentri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 di dalam Setiyani (2017),
tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah bahwa kepala sekolah harus:
a. Bekerjasama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah.
b. Berpartisipasi dalam kegiatan sosil kemasyarakatan.
c. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok
lain.
B.
Pendekatan
dalam Kompetensi Sosial Kepemimpinan
Ada 3
Pendekatan kompetensi sosial kepemimpinan di dalam Ramadhani (2017) yaitu
:
1.
Bekerjasama dengan pihak lain untuk
kepentingan sekolah/madrasah.
Kerjasama
kepala sekolah dengan pihak lain tidak hanya dengan para guru, staf, orang tua,
melainkan termasuk atasan, kepala sekolah lain serta pihak-pihak yang perlu
berhubungan dan bekerjasama. Dalam fungsi ini kepala sekolah berperilaku
sebagai saluran komunikasi di lingkungan sekolah.
|
Seorang Kepala Sekolah dengan orang lain tidak hanya
berpartisipasi dalam kegiatan kantor, melainkan juga ikut terlibat aktif dalam
aneka kegiatan diluar jam dan urusan kantor. Ini tujuannya agar kepala sekolah
dapat membangun keakabran dengan lingkungan sekitarnya.
3.
Memiliki
kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.
Kepala sekolah yang juga sebagai makhluk sosial juga
harus memiliki kepekaan sosial terhadap orang lain. Dalam Ramadhani (2015),
“Kepekaan sosial adalah sikap yang mudah breaksi terhadap problema sosial yang
menimpa diri sendiri, orang lain dan lingkungan masyarakat”. Dari definisi
tersebut, jelas bahwa kepala sekolah yang memiliki kepekaan sosial haruslah
tanggap terhadap masalah yang dihadapi oleh dirinya sendiri dan orang lain yag
menjadi tanggung jawabnya. Untuk peka terhadap masalah orang lain kepala
sekolah harus menanamkan sikap empati dalam dirinya.
C.
Teknik dalam
Kompetensi Sosial Kepemimpinan
Ada sejumlah teknik yang kiranya dapat diterapkan di
lembaga pendidikan di dalam buku kompri (2017:258) yaitu:
1.
Teknik tertulis
a.
Buku kecil pada
permulaan tahun ajaran. Buku kecil pada permulaan tahun ajaran baru ini isinya
dijelaskan tentang tat tertib, syarat-syarat masuk, hari-hari libur, hari-hari
efektif. Kemudian buku kecil ini dibagikan kepada orang tua murid, hal ini
biasanya dilaksanakan di tamn kanak-kanak (TK)
b.
Pamflet. Pamflet
merupakan selebaran yang biasanya berisi tentang sejarah lembaga pendidikan
tersebut, staf pengajar, fasilitas yang tersedia dan kegiatan belajar. Pamflet
ini selain dibagikan ke wali murid juga bisa disebarkan ke masyarakat umum,
selain untuk menumbuhkan pengertian masyarakat juga sekaligus untuk promosi
lembaga
|
d.
Catatan berita gembira.
Berisi tentang keberhasilan seorang murid. Berita tersebut ditulis di selebaran
kertas dan disampaikan kepada wali murid atau bahkan disebarkan ke masyarakat.
e.
Buku kecil tentang cara
membimbing anak. Dalam rangka menciptakan hubungan yang harmonis dengan orang
tua, kepala sekolah atau guru dapat membuat sebuah buku kecil yang sederhana
yang berisi tentang cara membimbing anak yang efektif, kemudian buku tersebut
diberikan kepada orang tua murid.
2.
Teknik Lisan
a.
Kunjungan rumah. Pihak
sekolah dapat mengadakan kunjungan ke rumah wali murid, warga atau tokoh
masyarakat. Melalui kunjungan rumah ini guru akan mengetahui masalah anak di
rumahnya.
b.
Panggilan orang tua.
Pihak sekolah sesekali juga memanggil orang tua murid datang ke sekolah.
Setelah datang, mereka diberi penjelasan tentang perkembangan pendidikan di
lembaga tersebut. Mereka juga perlu diberi penjelasan khusus tentang
perkembangan pendidikan anaknya.
c.
Pertemauan. Sekolah
mengundang masyarakat dalam acara pertemuan khusus untuk membicarakan masalah
atau hambatan yang dihadapi sekolah. Pertemuan ini sebaiknya diadakan pada
waktu tertentu yang dapat dihadiri oleh semua pihak yang diundang. Sebelum
pertemuan dimulai acaranya disusun terlebih dahulu. Oleh karena itu, setiap
akan mengadakan pertemuan sebaiknya dibentuk panitia penyelenggara.
|
Hubungan sekolah dengan
amsyarakat dapat dilakukan dengan mengundang masyarakat dengan melihat peragaan
yang diselenggarakan sekolah. Penyelenggaraan yang diselenggarakan biasanya
berupa pameran keberhasilan murid. Misalnya di TK menampilkan anak-anak
bernyanyi, membaca puisi, dan menari. Pada kesempatan itu, kepala sekolah atau
guru dapat menyampaikan program-program peningkatan mutu pendidikan dan juga
masalah atau hambatan yang dihadapi dalam merealisasikan program-program itu.
4.
Teknik elektronik
Seiring dengan
perkembangan teknologi elektronik maka dalm mengakrabkan sekolah dengan orang
tua murid dan masyarakat, pihak sekolah dapat menggunakan sarana elektronik,
misalkan denga telepon, televisi dan radio, sekaligus sebagai sarana untuk
program pendidikan.
Menurut
Soekarto Indra Fachrudi di dalam buku
Kompri (2017 : 260), mengungkapkan ada 11
teknik yang dapat dilakukan untuk memberikan gambaran tentang sekolah yang
perlu diketahui oleh masyarakat. Teknik-teknik tersebut antara lain:
a.
Laporan kepada orang
tua murid. Laporan yang diberikan oleh sekolah kepada masyarakat berisi laporan
tentang kemajuan anak, aktivitas anak di sekolah, kegiatan sekolah sendiri, dan
segala sesuatu yang terjadi di sekolah sehubung dengan pendidikan anak sekolah.
Laporan ini dapat dilakukan sekali dalam
tiga atau empat bulan, semesteran atau tahunan.
b.
Bulletin bulanan.
Bulletin bulanan dapat di usahakan oleh guru, staf sekolah,dan para orang tua
yang dapat diterbitkan satu bulan sekali. Bahkan dapat juga melibatkan murid,
sambil memberikan latihan dan membentuk kader dari pihak murid. Isi bulletin
bulanan ini adalah tentang kegiatan sekolah, artikel-artikel guru dan murid
(bisa juga artikel dari orang tua murid, pengumuman-pengumuna sekola,
berita-berita sekolah, dan berita-berita msayarakat yang perlu diketahui
sekolah dan lain sebagainya.
|
d.
Pameran Sekolah.
Pameran sekolah merupakan metode yang sangat efektif untuk memberikan gambaran
tentang keadaan sekolah dengan berbagai hasil aktivitasnya. Masyarakat dapat
melihat secara langsung keadaan sekolah dengan mengunjungi pameran tersebut.
Tempat penyelenggaraan pameran dapat di dalam kelas atau di luar kelas, yaitu
di halam sekolah. Bahkan dapat juga diluar sekolah.
e.
Open
house. Open house merupakan
suatu metode mempersilahkan masyarakat yang berminat untuk meninjau sekolah
serta mengobservasi kegiatan dan hasil kerja murid dan guru yang diadakan pada
waktu yang telah terjadwal. Pada saat itulah masyarakat dapat melihat secara
langsung proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah itu. Dari gambaran
ini, masyarakat dapat memberikan penilaian atas pelaksanaan pendidikan di
sekolah tersebut.
f.
Kunjungan ke sekolah
(school visitation). Kunjungan orang tua murid pada saat pelajaran berlangsung
yang dimaksudkan agar para orang tua murid berkesempatan melihat anak-anaknya
pada waktu mengikuti pelajaran. Bagus kiranya apabila setelah orang tua
mengadakan kunjungan ini kemudian diadakan diskusi untuk memecahkan masalah
yang timbul menurut pengamatan para orang tua. Kunjungan ke sekolah ini dapat
dilaksanakan sewaktu-waktu, sehingga mereka dapat melihat kewajaran yang
terjadi di sekolah itu.
g.
Kunjungan ke rumah
murid (home visitation). Kunjungan
kerumah murid dilakukan untuk melihat latar belakang kehidupan murid di rumah.
Penerapan metode ini akan mempererat hubungan antara sekolah dengan orang tua
murid. Masalah-masalah yang di hadapi murid di sekolah dapat dibicarakan secara
kekeluargaan dan persahabatan intim. Guru yang berkunjung ke rumah orang tua
murid harus bersikap bijaksana , hati-hati dan ramah tamah, terutama dalam
menanggapi problema yang dikemukakan oleh orang tua.
|
i.
Gambaran keadaan
sekolah melalui murid. Murid juga dapat id dorong untuk memberikan informasi
kepada masyarakat tentang keadaan sekolah. Jangan sampai bahkan menyebar
isu-isu yang tidak baik mengenai sekolah kepada masyarakat. Apabila sekolah
memiliki pemancar radio., maka media ini dapat dimanfaatkan agar murid
berbincang-bincang dalam siaran mengenai situasi sekolah.
j.
Melalui radio dan
televisi. Radio dan televise memiliki daya yang kuat untuk menyebarkan pengaruh
melalui informasi yang disirkannya. Radio dan televise ceapt sekali membentuk “public opinion” yang sangat dibutuhkan
dalam program hubungan sekolah dengan masyarakat ini. Melalui radio telivisi,
masyarakat akan lebih mengenal situasi dan perkembangan sekolah. Melalui radio
dan telivisi sekolah dapat menyampaikan berita-berita dan pengumuma-penguman
yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan, termasuk apabila ada
permohonan sumbangan dari pihak sekolah.
k.
Laopran tahunan.
Laporan tahunan disusun oleh kepala sekolah untuk diberikan kepada pemilik
sekolah atau pada kantor kementrian P dan K kecamatan yang membawanya atau
kepada atasan langsungannya. Kepala sekolah dapat menugaskan kepada stafny atau
langsung dia sendiri memberikan informasi tersebut yang berkenaan dengan isi
laporan tahunannya. Isi laporan tahunan tersebut anatara lain mencangkup:
kegiatan yang telah dilakukan, kurikulum, personalia, anggaran dan situasi
murid.
|
D.
Instrumen dalam Kompetensi Sosial Kepemimpinan
Menurut Sugiono di dalam Di
Rektorat Tenaga Kependidikan (2008) Instrument penilitian yaitu alat
bantu yang digunakan oleh peneliti dalam mengukur fenomena alam serta sosial yang sesuai dengan variable penelitian.
1.
Kuesioner atau angket
Angket atau kuesioner pada umumnya digunakan sebagai instrument peneletian suervei. Jenis pertanyaan
yang ada dalam kuesioner adalah jenis pertanyaan
yang dibutuhkan dalam laporan.
2.
Wawancara
Wawancara memiliki tingkat kemudahan sendiri dibandingkan dengan kuesioner karena jika wawancara tidak melakukan perhitungan secara statistika, namun begitu dalam wawancara membutuhkan waktu yang relative lama dibandingkan dengan angket.
3.
Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan kegiatan memperhatikan objek penelitian dengan saksama. Selain itu, kegiatan observasi bertujuan mencatat setiap keadaan yang relevan dengan tujuan penilitian.
4.
Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara lain untuk dapat memperoleh
data responden danin forman. Dengan dokumentasi, peniliti memperoleh informasi dan berbagai macam sumber.
5.
Tes
Tes sebagai instrument penilitian,
khususnya dalam pengumpulan data penilitian
merupakan serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan,
intelegensi, kemampuan, dan bakat.
|
INSTRUMEN PENILAIAN
KOMPETENSI SOSIAL KEPALA SEKOLAH
NO
|
PERNYATAAN
|
SKALA PENILAIAN
|
||||
TP
|
P
|
JR
|
SR
|
SL
|
||
KepalaSekolah :
|
||||||
1
|
Melibatkan Guru dalam penyusunan program jangka panjang Sekolah
|
|||||
2
|
Melibatkan Guru dalam penyusunan program jangka pendek Sekolah
|
|||||
3
|
Menyelenggarakan sekolah berdasarkan pada renstra
|
|||||
4
|
Melakukan analisis kebutuhan sekolah
|
|||||
5
|
Melibatkan Guru dalam penyusunan analisis kebutuhan sekolah
|
|||||
6
|
Memimpin pengembangan organisasi sesuai dengan kebutuhan
|
|||||
7
|
Melibatkan Guru dalam pengembangan organisasi
|
|||||
8
|
Berusaha meningkatkan sumber daya manusia
|
|||||
9
|
Memiliki kepekaan terhadap perubahan
|
|||||
10
|
Memanfaatkan perubahan sebagai
pengembangan sekolah
|
11
|
11
|
Berusaha menciptakan budaya organisasi yang kondusif
|
|||||
12
|
Berusaha menciptakan iklim organisasi yang kondusif
|
|||||
13
|
Memberdayakan Guru
dan staf secara optimal
|
|||||
14
|
Mengelolasarana dan prasarana secara optimal
|
|||||
15
|
Melibatkan guru dalam mengelola sarana dan prasarana
|
|||||
16
|
Mempersiapkan Penerimaan siswa baru terlebih dahulu
|
|||||
17
|
Melibatkan Guru dalam Penerimaan siswa baru
|
|||||
18
|
Menyusun progran pengelolaan keuangan
|
|||||
19
|
Melakukan Pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip akuntabel dan
transparan
|
|||||
20
|
Melakukan Pengelolaan keuangan secara efektif dan efisien
|
|||||
21
|
Melakukan Ketatausahaan sekolah sesuai dengan program yang disusun
|
|||||
22
|
Melakukan Ketatausahaan sekolah sesuai dengan tujuan sekolah
|
|||||
23
|
Melakukan layanan khusus dalam mendukung kegiatan pembelajaran
|
12
|
24
|
Mengelola Sistem Informasi sekolah dalam mendukung pengambilan keputusan
|
|||||
25
|
Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran
|
|||||
26
|
Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan manajemen
sekolah
|
|||||
27
|
Melakukan monitoring pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan prosedur
yang tepat
|
|||||
28
|
Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan sekolah dengan prosedur yang
tepat
|
|||||
29
|
Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat
|
|||||
30
|
Merencanakan tindak lanjut hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan sekolah
dengan prosedur yang tepat
|
|||||
TOTAL :
|
||||||
TOTAL KESELURUHAN :
|
KETERANGAN
TP : Tidak Pernah dengan skor : 0
P : Pernah : 1
JR : Jarang dengan skor : 2
SR; : Sering dengan skor : 3
SL : Selalu dengan skor : 4
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
kompetensi sosial mempunyai hubungan yang erat dengan penyesuaian sosial
dan kualitas interaksi antarpribadi. Kopetensi sosial merupakan salah satu
jenis kompetensi yang harus dimiliki dan pemilikan kompetensi ini merupakan
suatu hal yang penting.
Ada 3 Pendekatan kompetensi sosial kepemimpinan yaitu
:
1.
Bekerjasama
dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah.
2.
Berpartisipasi
dalam kegiatan sosil kemasyarakatan.
3.
Memiliki
kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.
Ada sejumlah teknik yang kiranya dapat diterapkan di
lembaga pendidikan di dalam buku kompri (2017:258) yaitu:
1.
Teknik
tulis.
2.
Teknik
Lisan
3.
Teknik
Peraga.
Menurut
Sugiono di dalam Di
Rektorat Tenaga Kependidikan (2008) Instrument penilitian yaitu alat
bantu yang digunakan oleh peneliti dalam mengukur fenomena alam serta sosial yang sesuai dengan variable penelitian Kuesioner atau angket
1. Wawancara
2. Observasi
3. Dokumentasi
4. Tes
|
Direktorat Tenaga Kependidikan. 2008. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah.
Departemen Pendidikan Nasional.
Komri. 2017. Standarisasi Kompetensi Kepla Sekolah:
Pendekatan Teori Untuk Praktik Profesional. Jakarta: Kharisma Putra Utama.
Rahmadani, D. 2015. Persepsi Guru
Terhadap Kompetensi Sosial Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Padang: FIP Universitas Negeri Padang.
Setiyani, W. 2017. Kompetensi Sosial
Kepala Sekolah dan Implikasinya Terhadap Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah.
Skripsi tidak diterbitkan. Purwokerto: Institut Agama Islam Negeri Purwakerto.
Soetopo, H. 2010. Kepemimpinan
Pendidikan. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.
Sutapa, M. 2008. Kebijakan Pendidikan
dalam Prespektif Kebijakan Publik. Yogyakarta: FIP Universitas Negeri
Yogyakarta.
No comments:
Post a Comment