MANAJEMEN KURIKULUM dan MANAJEMEN KESISWAAN
MAKALAH
Disusun
untuk memenuhi tugas matakuliah
Pengorganisasian Pendidikan
yang
dibimbing oleh Bapak Dr. H.
Imron Arifin, M.Pd.
Oleh
:
Eva Farahdiba
NIM 170131601076
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGAM STUDI S1
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Maret 2019
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul “Manajemen Kurikulum Dan Manajemen Kesiswaan”
. Adapun tujuan dari makalah ini
adalah untuk menyelesaikan tugas Pengorganisasian Pendidikan..
Makalah
ini merupakan salah satu tugas Matakuliah “Pengorganisasian Pendidikan” di
bidang studi Administrasi Pendidikan. Selanjutnya saya mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada Bapak Imron Arifin selaku dosen pembimbing matakuliah Pengorganisasian
Pendidikan.
Saya
menyadari bahwa Tuhanlah sumber segala ilmu pengetahuan sehingga Saya merasa
memiliki kekurangan dalam penulisan makalah ini, untuk itu Saya membutuhkan
saran dan kritik agar makalah ini menjadi lebih baik. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca.
Malang, Maret 2019
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A.
Latar Belakang........................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah...................................................................................... 1
C.
Tujuan........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2
A.
Pengertian Manajemen
Kurikulum............................................................ 2
B.
Prosedur Manajemen
Kurikulum............................................................... 3
C.
Konsep Manajemen Kesiswaan................................................................. 4
D.
Perencanaan Peserta Didik........................................................................ 6
E.
Pembinaan Peserta Didik........................................................................... 8
BAB III PENUTUP............................................................................................
10
A.
Kesimpulan.............................................................................................
10
B.
Pertanyaan dan Jawaban.........................................................................
11
C.
Glosarium................................................................................................
13
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kurikulum
adalah suatu sistem yang mempunyai komponen-komponen yang saling berkaitan erat
dan menunjang satu sama lain. Komponen-komponen kurikulum tersebut terdiri dari
tujuan, materi pembelajaran, metode, dan evaluasi. Dalam bentuk sistem ini
kurikulum akan berjalan menuju suatu tujuan pendidikan dengan adanya saling
bekerja sama diantara seluruh subsistemnya. Apabila salah satu dari variable
kurikulum tidak berfungsi baik maka sistem kurikulum akan berjalan kurang baik dan
maksimal.
Kepala
sekolah memegang peran peting dalam mengelola sekolah. Ia bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap berlangsungnya proses pembelajaran di suatu sekolah.
Seseorang kepala sekolah di tuntut untuk mampu memberikan ide-ide cemerlang,
memperkasai pemikiran yang baru dilingkungan sekolah dengan melakukan perubahan
maupun penyesuain tujuan, sasaran dari suatu program pembelajaran. Sebagai
pemimpin seorang kepala sekolah dituntut untuk dapat menjadi seorang innovator.
Oleh karena ituah kualitas kepemimpinan kepala sekolah sangat signifikan
sebagai kunci keberhasilan bagi proses pembelajaran yang berlangsung di suatu
sekolah.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian manajemen
kurikulum?
2.
Apa saja prosedur
manajemen kurikulum ?
3.
Apa konsep dari manajemen kesiswaan ?
4.
Apa saja perencanaan peserta didik ?
5.
Apa saja pembinaan peserta didik ?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian manajemen
kurikulum.
2. Untuk
mengetahui prosedur manajemen kurikulum.
3.
Untuk mengetahui dari manajemen kesiswaan.
4.
Untuk mengetahui perencanaan peserta didik.
5.
Untuk mengetahui pembinaan peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen
Kurikulum
Kata “kurikulum”
berasal dari bahasa Latin, yaitu currere (verb) artinya belari, dan
curricula (noun) artinya jarak yang
itempuh dlam suatu perlombaan, peredaran waktu, jalan kehidupan. Kurikulum
adalah suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari atau kereta dalam
perlombaan, dari awal sampai akhir (Nasution, 2009).
Taba (dalam Nasution,
2009) mengartikan kurikulum sebagai “a
plan for learning”, yakni sesuatu yang direncanakan untuk pelajaran anak.
Pandangan tradisional kurikulum, merumuskan bahwa kurikulum adalah sejumlah
tradisional kurikulum, merumuskan bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajran
yang harus ditempuh murid untuk memperoleh ijazah.
Sedangkan pandangan
modern tentang pengertian kurikulum dikemukakan oleh Romine (1954): “Curricilum is interpreted to mean all of
the organized courses, and experiences which pupils have under direction of the
school, whether in the classroom or not”. Implikasi perumusan tersebut
adalah:
a.
Tafsiran tentang
kurikulum bersifat luas karena kurikulum bukan hanya terdiri atas mata
pelajaran tetapi semua kegiatan dan pengalaman yang menjadi tanggung jawab
sekolah.
b.
Kurikulum mencakup juga
berbagai kegiatan diluar kelas.
c.
Pelaksanaan kurikulum
tidak hanya di dalam kelas tetapi diluar kelas sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai. Sistem penyampaian yang digunakan oleh guru disesuaikan dengan
kegiatan atau pengalaman yang akan disampaikan.
d.
Tujuan pendidikan
bukanlah unruk menyampaikan mata pelajaran atau bidang pengetahuan yang
tersusun, melainkan membentuk pribadi anak dan mengajarkan mereka cara hidup di
dalam masyarakat.
Udang-Undang No 20
Tahun 2003 mendefinisikan sebagai “seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu”.
B. Prosedur Manajemen
Kurikulum
a. Perencanaan
kurikulum
Menurut
Kauffan (dalam Purwanto, 2009), perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau
sasaran yang hendak dicapai, dan penetapan agar jalan dan sumber yang
diperlukan berlangsung seefisien dan seefektif mungkin. Perencanaan adalah
harus disusun sebelum melaksanakan fungsi-fungsi manajemen lainnya sebab
perencanaan menentukan kerangka untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
tersebut (Hamalik, 2008).
Menurut Hamalik (2008), suatu rencana yang
baik, termasuk rencana kurikulum, terdiri atas lima unsur :
1) Tujuan
dirumuskan secara jelas.
2) Komperehensif,
namun jelas bagi staf dan para anggota organisasi.
3) Hierarki
rencana yang terfokus pada daerah yang paling penting.
4) Bersifat
ekonomis, mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia.
5) Layak,
memungkin perubahan.
b. Pengorganisasian
kurikulum
Handoko (dalam Usman, 2011), mendefinisikan
pengorganisasian sebagai: (1) penentuan sumber daya dan kegiatan yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi; (2) proses perancangan dan
pengembangan suatu organisasi yang akan dapat membawa hal-hal tersebut kea rah
tujuan; (3) penugasan tanggung jawab tertentu; (4) pendelegasian wewenang yang
diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya.
Pengorganisasian
kurikulum dapat dilihat dari dua pendekatan, yakni secara struktural dalam
konteks manajemen, dan secara fungsional dalam konteks akademi atau kurikulum
(Hamalik, 2008). Secara structural, organisasi sangat diperlukan untuk
melaksanakan proses manajemen, yakni (1) organisasi perencanaan kurikulum, (2) organisasi
pelaksana kurikulum, dan (3) organisasi pengevaluasi kurikulum yang melibatkan
berbagai pihak dalam proses evaluasi kurikulum.
Selanjutnya secara
akademik, organisasi kurikulum dikembangkan dalam bentuk-bentuk organisasi,
yakni (1) kurikulum mata ajaran, (2) kurikulum bidang studi, (3) kurikulum
integrasi, (4) core curriculum.
c.
Penyusun
staf
Menurut Hamalik (2008), penyusunan staf (staffing) adalah fungsi yang
menyediakan orang-orang untuk melaksanakan suatu sistem yang dilaksanakan dan
diorganisasikan. Lebih lanjut Hamalika menyatakan bahwa staffing terjadi setelah tugas-tugas dtetapkan terlebih dahulu.
Pada hakikatnya staffing meliputi rekrutmen,
seleksi, hiring, penempatan,
pelatihan, penilaian, dan kompensansi.
d. Kontrol
kurikulum
Kontrol kurikulum dapat dilihat sebagai
proses pembuatan keputusan-keputusan tentang kurikulum didalam sekolah atau
proses pengajaran yang dibatasi minat-minat pihak luar, seperti orang tuam,
karyawan, masyarakat lokal, atau masyarakat luas (Hamalik,2008). Dengan kata
lain, pengontrolan menunjukkan pada proses dimana hal-hal yang direncanakan
bisa dilaksanakan sesuai dengan yang di targetkan. Fungsi control berlanjut
secara simultan dengan fungsi-fungsi lainnya dalam sistem.
Kontrol
kurikulum dapat dilihat sebagai proses pembutan keputusan-keputusan tentang
kurikulum didalam sekolah atau proses pengajaran yang dibatasi minat
bakat-bakat pihak luar, seperti orang tua, karyawan, masyarakat lokal, atau
masyaraka luas (Hamalik, 2008).
C. Konsep Manajemen
Kesiswaan
Keberadaan manajemen
peseta didik sangat dibutuhkan oleh lembaga pendidikan Karena siswa merupakan
subjek sekaligus objek dalam proses transformasi ilmu dan
keterampilan.keberhasilan penyelenggara pendidikan akan sangat bergantung pada
perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan
kejiwaan peserta didik. Manajemen peserta didik merupakan penataan dan
pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai dari
siswa itu masuk sampai dengan keluar dari suatu sekolah. Manajemen peserta
didik tidak semata mencatata data peserta didik, tetapi meliputi aspek yang
lebih luas, yaitu membantu upaya pertumbuhan anak melaui proses pendidikan di
sekolah.
Menurut Suharsimi Arikunto ( 1986:12),
peserta didik siapa saja yang terdaftar sebagai objek didik disuatu lembaga
pendidikan, menurut UU Sisdiknas, peserta didik adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran yang
tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Jadi bisa
diartikan bahwa peserta didik adalah seseorang yang terdaftar dalam suatu
jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu, yang selalu ingin mengembangkan
potensi dirinya baik pada aspek akademik maupun non akademik, melalui proses
manajemen yang diselenggarakan.
Manajemen
kesiswaan (peserta didik) menduduki tempat yang sangat penting karena pusat
layanan pendidikan di sekolah adalah peserta didik. Keseluruhan aspek manajemen
pendidikan yang berkaitan dengan manajemen kurikulum, tenaga pendidik, sarana
prasarana, hubungan masyarakat, keungan dan layanan khusus, seluruhnya
diarahkan pada peserta didik/siswa. Hal tersebut dimaksudkan agar peserta didik
mendapatkan pelayana terbaik guna menunjang prestasi mereka dalam proses
pembelajaran.
Knezevich (dalam Tim
Pakar Manajemen Pendidikan, 2003 : 52) mengartikan manajemen peserta didik/kesiswaan
sebagai suatu layanan yang memusatkan perhatian pada pengeaturan, pengawasan,
dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas, seperti pengenalan, pendaftaran,
layanan individual (misalnya pengembangan kemampuan, minat, kebutuhan) sampai
ia matang sekolah.
Ada empat prinsip dasar
dalam manajemen kesiswaan: (a) Siswa harus diperlukan sebagai objek, sehingga
harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan
keputusan yang terkait kegiatan mereka; (b) Kondisi siswa sangat beragam,
ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan
seterusnya. Karena itu, perlu wahana kegiatan yang beragam sehingga setiap
siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal; (c) Siswa hanya
termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan dan; (d)
Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga
ranah, efektif, dan psikomotorik.
Administrasi yang
berhubungan dengan kesiswaan, antara lain: a) statistik presensi siswa, b) buku
laporan keadaan siswa, c) buku induk, d) klapper, e) buku daftar kelas, f) buku
laporan pendidikan (raport) catatan pribadi, dan g) daftar presensi.
Beberapa tugas dan
tanggung jawab yang harus diperhatikan oleh kepala sekolah dalam mengelola
bidang kesiswaan:
a)
Kehadiran siswa di
sekolah dan permasalahan yang terkait.
b)
Penerimaan, orientasi,
klasifikasi, dan penunjukan siswa ke kelas dan program studi.
c)
Evaluasi dan pelaporan
kemajuan belajar.
d)
Program supervise bagi
guru yang mengalami kendala.
e)
Pengenalan disiplin
siswa.
f)
Program bimbingan dan
penyuluhan.
g)
Program
kesehatan dan keamanan.
h)
Penyesuaian pribadi,
sosial, dan emosional.
Ada kegiatan manajemen
kesisiswaan terbagi menjadi tiga kategori besar:
a. Penerimaan (input)
Kegiatan penerimaan siswa baru
wajib dikelola sedemikian rupa mulai dari penentuan daya tamping sekolah atau
siswa baru yang akan diterima. Dalam kegiatan ini kepala sekolah membentuk
panitia atau menunjuk seberapa orang guru yang bertanggung jawab atas tugas
tersebut. Setelah siswa baru diterima, selanjutnya diadakan pengelompokan dan
orientasi sehingga siswa siap mengikuti pendidikan disekolah, baik secara
fisik, mental, maupun emosional.
b. Proses
pembelajaran (processes)
c. Pendistribusian
(output)
Manajemen peserta didik bertujuan
mengatur berbagai kegitan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di
sekolah berjalan dengan lancar, tertib, dan teratur. Beberapa ahli berpendapat
bahwa tujuan manajemen peserta didik adalah menciptakan kondisi lingkungan
sekolah yang baik agar siswa dapat belajar dengan tertib sehingga tercapai
tujuan pengajaran yang efektif dan efisien. Ada tiga tugas utama dalam bidang
manajemen peserta didik untuk mencapai tujuan tersebut, yaitu penerimaan peserta
didik, kegiatan untuk kemajuan belajar, dan bimbingan serta pembinaan disiplin.
Dalam pembahasan ini, manajemen
peserta didik meliputi beberapa kegiatan:
1. Perencanaan
peserta didik
2. Pembinaan
peserta didik
3. Evaluasi
peserta didik
4. Mutasi
peserta didik
D. Perencanaan Peserta
Didik
Perencanaan peserta
didik menyangkut perencanaan penerimaan siswa baru, kelulusan, jumlah putus
sekolah, dan kepindahan.penerimaan peserta didik akan langsung berhubungan
dengan kegiatan penerimaan dan proses pencatatan atau dokumentasi data pribadi
siswa, yang kemudian tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan pencatatn atau
dokumentasi data hasil belajar dan aspek-aspek lain diperlukan dalam kegiatan
kulikuler dan kokurikuler.
Perencanaan terhadap peserta didik meliputi
kegiatan:
a. Analisis
kebutuhan peserta didik
Merupakan
kegiatan penetapan siswa yang dibutuhkan oleh lembaga pendidikan yang meliputi:
(1) membentuk panitia penerimaan peserta didik yang akan diterima dalam
pertimbangan daya tamping kelas/jumlah kelas / jumlah kelas yang tersedia,
serta rasio antara murid dan guru. Idealnya, rasio murid dan guru adalah 1:30;
(2) menyusun program kesiswaan, yaitu visi dan misi sekolah, penyaluran minat
bakat siswa, ketersediaan sarana dan prasarana, ketersediaan anggaran, dan
ketersediaan tenaga kependidikan.
b. Rekrutmen
peserta didik
Proses pencarian menentukan peserta didik yang
nantinya akan menjad peserta didik di lembaga sekolah yang bersangkutan.langkah-langkah
dalam kegiatan tersebut: (1) membentuk panitian penerimaan peserta didik baru
yang meliputi semua unsur guru, tenaga TU dan dewan sekolah/komite sekolah; (2)
pembuatan dan pemasangan penerimaan peserta didik baru yang dilakukan secara
terbuka.
c. Seleksi
peserta didik
Kegiatan pemilihan calon peserta didik untuk
menentukan diterima tidaknya calon peserta didik menjadi peseta didik di
lembaga pendidikan berdasarkan ketentuan yang berlaku. Adapun cara cara seleksi
yang digunkan: (1) melalui tes atau ujian yaitu test psikotest, tes jasmani,
tes kesehatan, tes akademik, atau tes keterampialn; (2) melalui penelurusan
bakat kemampuan, biasanya berdasarkan prestasi yang diraih oleh calon peserta
didik dalam bidang olahraga atau kesenian; (3) berdasarkan nilai STTB atau
nilai UAN.
d. Orientasi
peserta didik
Kegiatan mengenalkan situasi dan kondisi
lembaga pendidikan tempat peserta didik menempuh pendidikan. Lingkungan yang
dimaksud adalah lingkungan fisik dan lingkungan sosial sekolah. Tujuan
orientasi tersebut agar siswa mengerti dan menaati peraturan yang berlaku
disekolah, peserta didik dapat aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh
sekolah, dan siap mengahdapi lingkungan baru secara, fisik, mental, maupun
emosional.
e. Penematan
peserta didik (pembagian kelas)
Pengelompokan peserta didik yang
dilakukan dengan sistem kelas. Pengelompokan peserta didik bisa dilakukan
berdasarkan kesamaan yang ada peserta didik, yaitu jenis kelamin dan umur.
Selain itu pengelompokan juga bisa dilakukan berdasarkan perbedaan yang ada
pada individu peserta didik, seperti minat, bakat dan kemampuan.
f. Pencatatan
dan pelaporan peserta didik
Kegiatan
ini dimulai sejak peserta didik diterima disekolah sampai dengan tamat atau
meninggalkan sekolah. Tujuan pencatatan tentang kondisi peserta didik dilakukan
agar lembaga mampu melakukan bimbingan yang optimal pada peserta didiknya .
sedangkan pelaporan dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab lembaga dalam
perkembangan peserta didik.
E. Pembinaan Peserta Didik
Pembinaan dalam peserta
didik yang meliputi layanan-layanan khusus yang menunjang manajemen peserta
didik . Layanan-layanan tersebut meliputi:
a. Layanan
bimbingan dan konseling
Bertindak dan bersikap sesuai
tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Proses pemberian bantuan kepada siswa agar
perkembangannya optimal sehing a anak didik bisa mengarahkan dirinya dalam bertindak dan bersikap sesuai tuntutan dan
situasi lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat.
b. Layanan
perpustakaan
Untuk menunjang proses pembelajaran di
sekolah, menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh siswa dan memberikan
layanan rekreatif melalui koleksi bahan pustaka. Keberadaan perpustakaan
sangatlah penting karena perpustakaan juga dipandang sebagai kunci dalam
pembelajaran siswa disekolah.
c. Layanan
kantin
Kantin diperlukan disekolah agar kebutuhan
anak terhadap makanan yang bersih, bergizi, dan higienis terpenuhi selama di
sekolah. Guru pun bisa mengontrol dan berkonsultasi dengan pengelola kantin
agar menyediakan makanan yang sehat
d. Layanan
kesehatan
Layanan kesehatan disekolah biasanya berbentuk
sebuah wadah yang bernama (UKS ). Sasaran utama UKS adalah meningkatkan atau
membina kesehatan siswa dan lingkungan sekitarnya. Program UKS: (1) menciptakan
lingkungan yang sehat; (2) memberikan pendidikan sehat; (3) memelihara
kesehatan di sekolah.
e. Layanan
transportasi
Sarana transportasi bagi peserta didik
berfungsi sebaagai penunjang kelaancaran proses belajar mengajar. Biasanya
layanan ini diperlukan oleh peserta didik di tingkat persekolah dan pendidikan
dasar. Penyelenggaraan layanan transpotasi sebaiknya dilaksanakan oleh sekolah
yang bersangkutan atau pihak swasta.
f. Layanan
asrama
Layanan asrama sangat bermanfaat
untuk siswa yang tinggal jauh dari keluarga sehingga membutuhkan tempat tinggal
yang nyaman untuk beristirahat. Biasanya asrama tersedia di tingakat sekolah
menengah dan perguruan tinggi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manajemen kurikulum
adalah salah satu disiplin ilmu yang bercabang dari kurikulum. Pengelolaan
kurikulum dengan mnajemen yang baik, akan menjadikan seluruh rangkaian dalam
pendidikan mencapai tujuan yang sudah dirumuskan dengan maksimal. Tidak hanya
sebatas itu, mutu sebuah pendidikan yang dapat dilihat dari aspek kualitas
produk dan efektifitas serta efisiensi sumber daya akan dengan mudah
terwujudkan.
B.
Pertanyaan dan
Jawabannya
1. Apa
saja fungsi manajemen yang dapat digunakan dalam penyusunan atau perkembangan
kurikulum ?
Ø a.
Planning
b. Organizing
c. Staffing
d. controlling
2. Mengapa
perencanaan kurikulum harus disusun sebelum melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen lainnya ?
Ø Karena
perencanaan menentukan kerangka untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
tersebut.
3. Pendekatan
apa saja yang ada di pengorganisasian kurikulum dan berikan penjelasannya
masing-masing !
Ø Pengorganisasian
kurikulum terdapat tdua pendekatan yaitu:
a. Secara
struktural dalam konteks manajemen,
organisasi yang sangat diperlukan untuk melaksanakan proses manajemen, yakni
(1) Oraganisasi perencanaan kurikulum, (2) Organisasi pelaksana kurikulum, dan
(3) organisasi pengevaluasi kurikulum yang melibatkan berbagai pihak dalam
proses evaluasi kurikulum.
b. Secara
akademik, organisasi kulum dikembangkan dalam bentuk-bentuk organisasi, yakni
(1) kurikulum mata ajaran, (2) kurikulum bidang studi, (3) kurikulum integrasi,
dan (4) core curriculum.
4. Apa
saja keberhasilan penyelenggaraan pendidikan?
Ø Keberhasilan
pendidikan meliputi potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional,
dan kejiwaan peserta didik.
5. Mengapa
manajemen kesiswaan sangat penting?
Ø Karena
pusat layanan pendidikan disekolah adalah peserta didi.
6. Apa
saja prinsip dasar manajemen kesesiswaan?
Ø a. Siswa harus diperlukan sebagai subjek dan
objek, sehingga harus di dorong untuk berperan
serta dalam setiap perencanaan da
pengambilan keputusan yang terkait kegitan mereka.
b. Kondisi
siswa sangat beragam , ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual,
sosial ekonomi, dan minat.
c.
Siswa
hanya termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan.
d. Pengembangan
potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah afektif,
dan psikomotorik.
7. Apa
saja tugas dan tanggung jawab yang harus di perhatikan kepala sekolah terhadap
mengelola bidang kesiswaan?
Ø a.
Kehadiran siswa disekolah dan permasalahn yang terkait.
b.
Penerimaan, orientasi, klasifikasi, dan penunjukan siswa ke kelas dan program
studi.
c. Evaluasi dan pelaporan kemajuan belajar.
d.
Program supervise bagi guru yang mengalami
kendala.
e. Pengenalan disiplin siswa.
f. Program
bimbingan dan penyuluhan.
g.Program
kesehatan dan keamanan .
h.Penyesuaian
pribad, sosial dan emosional .
8. Apa
saja kegiatan manajemen kesiswaan dan berikan penjelasannya!
Ø a.
Penerimaan (input): Kegiatan penerimaan siswa baru wajib dikelola sedemikian
rupa mulai
dari penentuan daya tamping sekolah atau siswa baru yang akan diterima.
b.
proses Pembelajaran (processes): Proses yang didalamnya terdapat kegiatan
interaksi antara-guru siswa dan komunikasi timbale balik yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar.
c. Pendistribusian
(output): Manajemen peserta didik bertujuan mengatur berbagai kegiatan dalam
bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah berjalan lancer, tertib
dan teratur.
9. Apa
saja kegiatan perencanaan peserta didik dan berikana penjelasannya!
Ø a.
Analisis kebutuhan peserta didik: Kegiatan siswa yang dibutuhkan oleh lembaga
Pendidikan.
b. Rekrutmen peserta
didik: Proses pencarian mennetukan peserta didik yang nantinya akan menjadi
peserta didik di lembaga sekolah yang bersangkutan.
c. Seleksi peserta
didik: Kegiatan pemilihan calon peserta didik untuk menentukan diterima atau tidaknya calon peserta didik
untuk menjadi peserta didik dilembaga pendidikan berdasarkan ketentuan yang
berlaku.
d. Orientasi peserta
didik: Kegiatan mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan dan tempat peserta didik menempuh
pendidikan.
f. Pencatatan dan
pelaporan peserta didik: Kegiatan ini dimulai sejak peserta didik diterima di
sekolah sampai dengan tamat atau
meninggalkan sekolah.
10. Layanan-layanan
apa saja yang digunakan peserta didik di sekolah?
Ø a. Layanan bimbingan dan konseling: proses
pemberian bantuan kepada siswa agar
perkembangannya optimal sehingga anak
didik bisa mengarahkan dirinya dalam bertindak dan bersikap sesuai tuntutan dan siruasi
lingkungan, sekolah, keluarga, dan masyarakat.
b. Layanan
Perpustakaan: Diperluka untuk menunjang proses pembelajaran di sekolah,
menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh siswa dan memberikan layanan
rekleatif melalui koleksi bahan pustaka.
c. Layanan
kantin: kantin diperlukan disetiap sekolah agar kebutuhan anak terhadap makanan
yang bersih, bergizi, dan higienis terpenuhi selama di sekolah.
d. Layanan
kesehatan: layanan kesehatan di sekolah biasanya berbentuk sebuah wadah yang
bernama Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
e. Layanan
Transportasi: sarana transportasi bagi peserta didik berfungsi sebagai
penunjang kelancaran proses belajar-mengajar.
f. Layanan
asrama: layanan asrama sangat bermanfaat untuk siswanyang tinggal jauh dari
keluarga sehingga membutuhkan tempat tinggal yang nyaman untuk beristirahat.
C.
Glosarium
1.
Staffing : fungsi yang
menyediakan orang-orang untuk melaksanakan suatu sistem dilaksanakan dan
diorganisasikan.
2.
Core curriculum:
Penciri dari kompetensi utama, bersifat dasar untuk mencapai kompetensi
lulusan, merupakan acuan baku minimal mutu penyelenggaraan program studi, dan
ditetapkan oleh kalangan perguruan tinggi bersama masyarakat profesi dan
pengguna lulusan.
3.
Organized: telah
disusun dan diatur dalam suatu kesatuan.

No comments:
Post a Comment